Tampilkan postingan dengan label biogeografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label biogeografi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 November 2014

Bioma Tropis dan Sub Tropis


MAKALAH
BIOMA TROPIS DAN SUB TROPIS
(Hutan Hujan Tropis, Savana, Padang Rumput, Gurun, Chaparral)


Tugas ini disusun guna mememnuhi tugas Mata Kuliah Biogeografi
Pengampu oleh : Drs. Sarwono M.Si




Disusun Oleh:
KELOMPOK 2A
1.      Alief Bagas Oktavianto            K5412005
2.      Ana Pangesti                             K5412008
3.      Ari Whudian                            K5412013
4.      Bima Sigit Kuspriyadi             K5412020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan serta beraneka ragam macamnya, dari makhluk hidup yang paling kecil sampai makhluk hidup yang besar. Lapisan di bumi yang mendukung kehidupan flora dan fauna meliputi lithosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Salah satu cabang geografi “biogeografi” atau “geografi-biologi” mempelajari tentang keanekaragaman hayati secara spasial pada saat yang lalu dan saat ini. Biogeografi pada umumnya di bagi atas fitogeografi dan zoogeografi. Fitogeografi mempelajari deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, ilkim atau  oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Zoogeografi mempelajari deskripsi perbedaan fenomena distribusi hewan atau fauna di bumi beserta faktor-faktor pengarunya.
Bioma merupakan bentang lahan yang memiliki karakteristik khas yang berdasarkan keadaan iklimnya di dominasi oleh flora dan fauna tertentu. Terdapat tiga tipe pembagian bioma, (1) tipe bioma tropis dan sub tropis, (2) tipe bioma daerah iklim sedang, dan (3) tipe bioma kutub atau pegunungan tinggi. Flora dan fauna di kaji oleh banyak ilmu. Pada makalah kali ini akan di bahas lebih jauh mengenai flora dan fauna yang dipengaruhi oleh keadaan iklim yaitu bioma  khususnya pada bioma iklim tropis dan subtropis.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian bioma ?
2.      Apa saja faktor penyebaran bioma ?
3.      Apa ciri-ciri bioma tropis dan subtropis ?
4.      Masalah apa yang terjadi pada bioma ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui apa itu bioma
2.      Mengetahui faktor penyebaran bioma
3.      Mengetahui cirri-ciri bioma tropis dan subtropics
4.      Mengetahui masalah pada bioma

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian bioma
Biosfer merupakan system kehidupan yang paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan spaira yang berarti lingkungan/ lapisan. Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup yang meliputi lithosfer, hidrosfer dan atmosfer dimana ketiganya saling berinteraksi membentuk suatu tempat di temukannya kehidupan di bumi.
Dalam kamus geografi yang di susun oleh Ratna, Dkk. menjelaskan bahwa bioma adalah bentang lahan yang memiliki karakteristik khas yang berdasarkan keadaan iklimnya di dominasi oleh flora dan fauna tertentu. Bioma merupakan Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki struktur vegetasi dominan. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang, dan ketinggian letak dari permukaan laut.
Sebuah bioma adalah sekelompok ekosistem daratan pada sebuah benua yang mempunyai struktur dan fiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama, dan memepunyai karakteristik hewan yang sama pula (Soejiran, Dkk. 1990: 53). Bioma menurut Charles Kendrich dalam Waluya (2011: 3) di artikan sebagai unit-unit geografis yang besar, perbedaannya di dasarkan pada tipe-tipe klimaks atau dominan vegetasi (tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang. Bioma bisa pula disebut sebagai habitat flora dan fauna yang sangat luas.
Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa bioma adalah bentang lahan luas, memiliki struktur dan fiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama, dan memepunyai karakteristik yang khas yang di pengaruhi oleh keadaan iklim, serta di dominasi oleh flora dan fauna tertentu.
Sistem penamaan bioma umumnya di dasarkan atas vegetasi utama yang mendominasi suatu wilayah di bawah pengaruh iklim. Ciri-ciri umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut ini (Waluya, 2011: 5) :
1.      Bioma merupakan komunitas klimaks, artinya di wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan itu, misalnya hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan konifer), atau padang rumput.
2.      Bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut (biota).
3.      Bioma merupakan komunitas (satuan kehidupan) yang cukup mantap dalam periode waktu yang lama, kecuali terjadi suatu kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas, misalnya bencana alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan oleh manusia.
4.      Suatu jenis bioma dapat dengan mudah dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utamanya (vegetasi klimaks).
5.      Bioma biasanya menempati wilayah yang luas

B.     Faktor-faktor Penyebaran Bioma di Dunia
Terbentuknya bioma di dukung dari satu faktor utama yaitu faktor iklim dan faktor lainnya seperti curah hujan, lamanya sinar matahari menyinari daerah tersebut sehingga membentuk sebuah bioma yang memiliki karakteristik hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lingkungan geografis tertentu.
Faktor yang menentukan persebaran Bioma di dunia :
1.      Pola iklim, yang berkaitan dengan letak lintang dan curah hujan.
2.      Tipe-tipe tanah
3.      Keadaan geologi masa lampau dan evolusi.
4.      Relief atau topografi
A.    Ciri-ciri Bioma Tropis dan Subtropis (Hutan Hujan Tropik, Savana, Padang Rumput, Gurun, Chaparral)
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai tipe bioma hutan hujan tropis, savana, padang rumput, gurun dan chaparral.

1.      Hutan Hujan Tropis
Terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Asia Tenggara, Indonesia dan Australia Timur laut. Dalam hutan ini pohon-pohonnya tinggi, dan pada umumnya berdaun lebar dan selalu hijau, jumlah jenis besar. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat berkayu liana yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi, dan epifit (seperti paku-pakuan, anggrek dan lain-lain) yang biasa tumbuh pada pohon-pohon. Hutan ini kaya akan jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata.
Ciri-ciri bioma hutan hujan tropis antara lain :
1.      Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/ tahun
2.      Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
3.      Cabang pohon berdaun lebat dan lebar hingga membentuk tudung (kanopi) serta selalu hijau sepanjang tahun
4.      Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
5.      Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/ di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
6.      Memiliki suhu dan kelembapan tinggi/ besar, suhu sepanjang hari sekitar 25 - 30o C
7.      Memiliki kelembapan udara yang tinggi
8.      Memiliki keanekaragaman hayati  yang tinggi, ditunjukan dengan species pepohonan yang relative banyak serta jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
9.      Memiliki tumbuhan jenis liana (merambat) dan epifit (menumpang)
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan  tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah  hutan hujan ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata. 

1.      Bioma Padang Rumput
Padang rumput dibedakan dalam 2 bagian:
a.       Padang rumput tropis (savanna)
Savana  adalah padang rumput tropis yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang besar dan banyak terdapat di Afrika yang menjadi habitat hewan merumput (grazing animals). Savana terdapat pula di Australia, Amerika dan Asia Selatan tetapi tidak begitu ekstensif, di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian tenggara. Savana biasanya merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang rumput. Di beberapa daerah yang tidak begitu kering savana mungkin terjadi karena keadaan tanah dan atau kebakaran yang berulang bekan disebabkan oleh keadaan. Savana memiliki curah hujan antara 600 – 1200 mm per tahun: didominasi oleh species rumput dan beberapa species pohon yang tumbuh cepat (Acacia). Komunitas hewan berupa: hewan herbivora meliputi: grazer (zebra, banteng, dan gazelle), dan browser (im pala, badak, dan jerapah). Hewan carnivora (cheetah, hyena, singa)
Ciri-ciri bioma savanna:
1)      Bersuhu panas sepanjang tahun
2)      Curah hujan rendah
3)      Hujan terjadi secara musiman dan menjadi factor penting bagi terbentuknya savanna
4)      Savana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yan intensitas hujannya makin rendah
5)      Savana akan berubah menjadi hutan hujan tropis apabila mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin tinggi
a.       Padang rumput iklim sedang (temperate grasslands)
Padang rumput iklim sedang mencakup apa yangdisebut prairie, plain dan padang rumput gurun (desert grassland) di Amerika Serikat, steppe  di Eropa dan Asia, veldt di Afrika dan pampas di Amerika Selatan. Meskipun di padang rumput ini hanya ada satu stratum, tetapi keanekaragaman jenis mungkin tinggi jika dibandingkan dengan ekabanyakan hutan. Padang rumput iklim sedang memiliki curah hujan antara 250 – 600 mm per tahun, dicirikan dengan species rumput dan perennial berdaun lebar. Komunitas fauna: hewan grazer yang bermigrasi, mamalia yang menggali tanah dan predatornya.
1.      Bioma gurun
Gurun terdapat di semua benua dan mencakup bermacam-macam komunitas. Gurun dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.       Gurun tropis dan subtropics, yang dipengaruhi oleh iklim lautan subtropics, beberapa di antaranya mempunyai tumbuhan yang sedikit sekali.
b.      Gurun iklim sedang (temperate desert), yang dikuasai oleh perdu-perdu kreosot terdapat di Amerika Utara. Di Amerika Utara bagian selatan terdapat gurun Sonara. Gurun ini mempunyai jenis yang lebih beranekaragam.
c.       Semak-semak gurun iklim sedang yang dingin (cool temperate desert scrub), banyak terdapat di Amerika Serikat dan Asia.
d.      Gurun pegunungan tinggi dan kutub utara (alpine and arctic desert) yang terjadi karena pengaruh dingin yang ekstrim pada ketinggian dan lintang tinggi.
Kekurangan air dan fluktuasi temperatur yang ekstrim telah membuat bioma gurun menjadi lingkungan yang unik. Lokasi gurun tergantung pada dua faktor, yaitu : garis lintang dan pola angin global. Kebanyakan gurun terletak antara ​​lintang 15o dan 35o, Utara dan Selatan khatulistiwa. Dalam hal pola angin global, sebagian besar gurun terletak di dalam angin sabuk tenggara dan timur laut. Karena arah pergerakan angin di wilayah ini, tanah menerima udara kering karena kelembaban telah hilang sebelum udara sampai ke tanah. Gurun terbesar di dunia adalah Gurun Sahara di Afrika. Gurun ini membentang lebih dari lebih dari sepuluh negara Afrika. Di Amerika Serikat, gurun terbesar adalah Gurun Besar Basin. Gurun Basin bukanlah gurun seperti pada umumnya karena gurun ini dilapisi oleh salju.
Umumnya, gurun didefinisikan sebagai daerah yang menerima kurang dari 10 inci atau 25 sentimeter curah hujan per tahun, curah hujannya termasuk rendah. Meskipun sebagian besar dari kita berpikir gurun sebagai tempat yang tidak mendapatkan banyak hujan, curah hujan yang diterima di gurun bisa dalam bentuk hujan atau salju. Gurun yang menerima hujan sebagai bentuk utama curah hujan mereka disebut sebagai gurun panas, sementara gurun yang menerima salju sebagai bentuk utama mereka curah hujan gurun dingin.
Suhu gurun juga dikatakan  unik, karena kebanyakan padang pasir yang lebih panas di siang hari maka akan lebih dingin pada malam hari, perbedaan suhunyapun cukup drastis. Suhu rata-rata siang hari adalah 100° F, sedangkan pada malam hari suhu rata-rata adalah 25° F.
Terbatasnya jumlah hujan dan fluktuasi temperatur harian yang ekstrim membuat tanaman sangat sulit untuk hidup di padang pasir. Jenis tanaman umum yang ditemukan antara lain kaktus, kurma, semak-semak kecil, dan rumput. Beberapa adaptasi tanaman pada bioma gurun yang paling umum termasuk menyimpan air di daun atau batang, memiliki beberapa daun atau lilin penutup pada daun untuk mengurangi kehilangan air, dan memiliki akar panjang yang dapat menembus permukaan air dalam.
Hewan yang terdapat pada bioma gurun adalah  hewan amfibi (seperti kodok) dan reptil (termasuk ular derik dan kadal), yang sering terlihat berlarian di gurun. Gurun juga merupakan tempat tinggal bagi beberapa burung besar seperti buletin dan burung unta. Mamalia yang ditemukan di padang pasir sering berukuran kecil dan cepat seperti rubah, tikus, kelinci, dan hyena.
Contoh adaptasi hewan pada bioma gurun antara lain, banyak hewan gurun yang memiliki warna cerah, yang memungkinkan mereka untuk menyerap lebih sedikit panas dari matahari. Hewan lain membuat liang bawah tanah untuk menghindari panas langsung dari matahari. Gurun sering tampak tandus dan kekosongan dari kehidupan hewan siang hari karena banyak hewan menghindari panas dengan menghindari aktif pada siang hari dan aktif di malam hari.
Meskipun air adalah dasar dari kehidupan dan semua kehidupan tergantung pada air, kekurangan air dan fluktuasi temperatur yang ekstrim telah membuat bioma gurun menjadi lingkungan yang unik. Karena lingkungan yang keras, tanaman gurun dan hewan telah mengembangkan adaptasi khusus untuk bertahan hidup dan berkembang di habitat ini.

1.      Bioma Chaparral (Semak Belukar)
Bioma chaparral memiliki distribusi spasial yang sangat spesifik. Hal ini ditemukan di zona sempit antara 32 dan 40 ° lintang Utara dan Selatan di pantai barat benua. Daerah ini memiliki iklim kering karena dominasi dari zona tekanan tinggi subtropis selama musim gugur, musim panas, dan musim semi. Air hujan jatuh terutama pada bulan-bulan musim dingin karena gerakan musiman depan kutub dan terkait lintang pertengahan badai siklon. Rata-rata tahunan berkisar dari sekitar 300-750 milimeter dan sebagian besar dari hujan ini jatuh dalam waktu antara 2 sampai 4 bulan lama. Sebagai hasil dari iklim, vegetasi yang mendiami bioma ini menunjukkan sejumlah adaptasi untuk menahan kekeringan dan kebakaran. Pohon dan semak yang hidup di zona ini cenderung kecil dengan daun cemara keras. Tanaman dalam chaparral yang tidak menjatuhkan daun-daunnya pada musim kemarau karena biaya penggantian. Iklim kering memperlambat laju dekomposisi daun dalam tanah. Akibatnya, tanaman yang tumbuh di bioma ini tidak memiliki nutrisi yang tersedia untuk penyerapan untuk menghasilkan daun baru ketika musim hujan dimulai. Sebaliknya, tanaman dari chaparral mengembangkan daun yang dapat menahan kondisi kering. Spesies Perwakilan chaparral termasuk gabus, zaitun, kayu putih, arbutus, akasia, maritim pinus dan lain-lain. Banyak spesies tanaman memiliki duri untuk melindungi mereka dari kerusakan. Bioma ini kadang-kadang juga disebut semak belukar Mediterania atau hutan sklerofil.

A.    Permasalahan yang terjadi dalam bioma
Sejak beberapa dekade terakhir ini, organisasi PBB untuk memerangi penggurunan, terus berusaha keras untuk mencegah meluasnya gurun pasir. Sejauh ini manusia melihat gurun pasir sebagai ancaman ekologi. Bukannya sebagai kesatuan ekologi global. Keberadaan gurun pasir, seperti juga kutub utara dan selatan, terbukti menciptakan sistem cuaca dan iklim global. Jika tidak ada gurun Sahara di Afrika, maka Eropa tidak akan mengalami musim panas. Jika tidak ada gurun Gobi di Cina, tidak akan ada kawasan subur di Korea dan Amerika Utara. Gurun dan kutub, dua ekosistem alam yang sifatnya berlawanan, ternyata menjadi mesin iklim raksasa bagi Bumi.
Sekitar 170 tahun lalu, pencetus teori evolusi, Charles Darwin melaporkan hujan debu pasir di kawasan Cape Verde, antara benua Afrika dan Amerika. Pada saat itu, Darwin berada di atas kapal penelitian Inggris, Beagle, yang berlayar ratusan kilometer dari benua Afrika. Juga kapal-kapal lainnya, yang sedang berlayar, bahkan ribuan kilometer dari Afrika melaporkan fenomena yang sama. Sekarang pada ahli merasa tertarik dengan fenomena yang dilaporkan Darwin 170 tahun lalu. Penelitian menunjukan, debu pasir dari kawasan gurun ternyata membentuk ekosistem global dan mempengaruhi keberadaan makhluk hidup.
Pengamatan satelit menunjukan terjadinya pergerakan debu gurun secara global. Setiap tahunnya, sekitar dua milyar ton debu gurun berpindah tempat melalui atmosfir Bumi. Misalnya saja debu pasir dari gurun Sahara di Afrika, bergerak sampai ke kepulauan Karibia dan Amerika Selatan. Dalam waktu hanya sepekan, debu pasir berukuran sepeseribu milimeter dari Sahara dapat mencapai Karibia. Para ahli memperkirakan, hampir seluruh lapisan tanah subur di Karibia berasal dari gurun Sahara. Sementara debu pasir dari gurun Gobi di Cina bergerak sampai ke Amerika Utara dan dari kawasan Sahel di Afrika bergerak sampai Eropa tengah.
Tentu saja pergerakan debu pasir gurun ini berdampak positif dan negatif. Debu pasir gurun sahara yang jatuh di kawasan hutan Amazon, menjadi medium subur bagi tanaman efifit seperti misalnya Bromelia. Setiap tahunnya, sekitar 17 juta ton debu pasir dari gurun Sahara jatuh di kawasan rimba tropis Amazon di Amerika Selatan. Debu pasir gurun ini kaya akan mineral, bahan makanan, bibit tanaman dan juga sisa bangkai binatang. Juga debu pasir dari gurun Gobi di Cina memiliki fungsi serupa bagi flora dan fauna di kepulauan Hawaii.
Selain membuat subur tanah, terbukti pula tanaman asing yang dibawa debu gurun dapat mematikan flora dan fauna lokal. Misalnya saja kematian terumbu karang dalam skala luas di kawasan Karibia disebabkan oleh debu gurun ini. Gene Shinn dari lembaga penelitian geologi AS-USGS, menarik kesimpulan tsb setelah melakukan penelitian cukup lama. USGS sudah meneliti fenomena musnahnya terumbu karang di Karibia sejak 40 tahun lalu. Yang membuat mereka heran, adalah kemusnahan terumbu karang yang hampir bersamaan di Karibia, Barbados dan Florida. Yang juga menarik, landak laut ikut musnah hampir secara bersamaan. Artinya, ada penyebab global dan bukannya bencana lokal.
Penelitian lebih lanjut menunjukan, musnahnya terumbu karang dan landak laut terjadi hampir serentak mulai tahun 1983. Penyebabnya sama, yakni akibat serangan sejenis jamur racun, yang berasal dari Afrika. Biasanya jamur racun ini tidak dapat hidup di dalam laut. Akan tetapi penelitian menggunakan citra satelit menunjukan, pada tahun 1983, 1987 dan 1993 volume debu pasir gurun yang bergerak ke seluruh dunia meningkat hampir tiga kali lipat. Akibat volume yang cukup besar itulah, jamur racun masih tetap hidup dalam sedimen pasir gurun di laut dan menyerang terumbu karang.
Pakar mikrobiologi dari USGS, Dale Griffin juga melakukan penelitian bahaya debu pasir gurun itu terhadap kesehatan manusia. Disebutkannya, sejak 15 tahun terakhir ini, debu dari gurun pasir menjadi lebih berbahaya akibat aktivitas manusia. Dahulu, debu gurun hanya terdiri dari mineral, unsur makanan bagi tumbuhan, sisa bangkai binatang dan tanaman. Namun dalam dasawarsa terakhir, debu gurun juga mengandung bahan berbahaya Dioxin. Penyebabnya adalah aktivitas manusia di kawasan gurun, yang mengikuti cara hidup modern dan memproduki cukup banyak sampah plastik. Untuk memusnahkan sampah plastik ini, mereka membakarnya tanpa menyadari bahaya Dioxin yang muncul.
Juga masih diizinkannya penggunaan racun anti hama DDT di sebagian Afrika dan Asia, menyebabkan pergerakan cemaran DDT ke seluruh dunia. Jika terjadi serangan belalang atau hama lainnya di Afrika atau Asia, kebanyakan pemerintahnya masih mengizinkan penggunaan DDT, untuk membasmi hama. Walaupun di AS, Kanada dan Eropa barat DDT sudah dilarang, namun sisa pestisida berbahaya ini masih dapat dilacak. Debu gurun lah yang membawanya ke kawasan ini. Ibaratnya melempar bumerang, warga dan industri di AS dan Eropa terkena dampak baliknya.
Jadi bagaikan pisau bermata dua, debu pasir dari gurun di dunia, dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi tanaman di rimba tropis Amazona atau di hutan kutub Kanada, debu gurun pasir yang kaya mineral dan unsur makanan, membuat hutan bertambah subur. Namun juga tanaman ganggang pengganggu di kawasan pantai barat Florida, mendapat berkah dari debu gurun pasir yang kaya mineral. Ganggang beracun berkembang biak amat pesat. Sebagai dampaknya, ganggang atau plankton makanan ikan dan mamalia laut musnah. Terakhir ikan, burung dan mamalia laut yang cukup besar juga musnah, akibat musnahnya makanan mereka. Hal itu menunjukan, ekosistem dunia memang harus dipahami secara global, agar kita juga mengerti dampak timbal baliknya secara global.
Bioma Savana

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Bioma adalah bentang lahan luas, memiliki struktur dan fiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama, dan memepunyai karakteristik yang khas yang di pengaruhi oleh keadaan iklim, serta di dominasi oleh flora dan fauna tertentu.
2.      Faktor utama pembentuk bioma yaitu faktor iklim dan faktor lain seperti curah hujan, lamanya penyiinaran matahari pada suatu daerah. Sedangkan faktor yang menentukan persebaran Bioma di dunia ialah Pola iklim, yang berkaitan dengan letak lintang dan curah hujan; Tipe-tipe tanah;  Keadaan geologi masa lampau dan evolusi; serta Relief atau topografi.
3.      Bioma Tropis dan Subtropis
a.       Hutan Hujan Tropis terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Asia Tenggara, Indonesia dan Australia Timur laut. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/ tahun
b.      Biomo Padang Rumput dibedakan menjadi 2, yaitu Padang rumput tropis (savanna) dan Padang rumput iklim sedang.
c.       Bioma Gurun dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: Gurun tropis dan subtropics, Gurun iklim sedang (temperate desert), Semak-semak gurun iklim sedang yang dingin (cool temperate desert scrub), Gurun pegunungan tinggi dan kutub utara (alpine and arctic desert).
d.      Bioma chaparral memiliki distribusi spasial yang sangat spesifik. Hal ini ditemukan di zona sempit antara 32 dan 40 ° lintang Utara dan Selatan di pantai barat benua.
4.      Belakangan ini manusia menganggap gurun pasir sebagai ancaman ekologi, bukannya sebagai kesatuan ekologi global. Keberadaan gurun pasir, seperti juga kutub utara dan selatan, terbukti menciptakan sistem cuaca dan iklim global.

DAFTAR PUSTAKA

Ratna, Dkk. 2012. Kamus Geografi. Surakarta : Aksara Sinergi Media.
Soedjiran, Dkk. 1990. Pengantar Ekologi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Zaenuddin. 2008. Pengantar Ekolologi. Bandung : Penerbit Remadja Karya CV.
Anonim 1. http://rustawanketut.blogspot.com/2013/04/ekosistem-darat.html di Akses pada pukul 17.00 Senin 12 Oktober 2014.
Anonim 2. http://amaliareinindaaprialita.blogspot.com/2011/09/fungsi-gurun.html di Akses pada pukul 17.30 Senin 12 Oktober 2014.