TUGAS UJI KOMPETENSI 3
“EKOSISTEM AIR TAWAR”
MATA KULIAH EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Dr. Sarwono, M. Pd
Disusun Oleh :
1.
Luthfiana Nur Farida (K5412048)
2.
Mirza Amar Husna R (K5412051)
3.
Nur Rokhis Adi N. (K5412059)
4.
Riyan Alaji (K5412067)
5.
Teza Setya Adi (K54120
6.
Veni Tusiana (K5412076)
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perairan
air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar
memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga
dan industri yang murah. Perairan air tawar merupakantempat disposal/pembuangan
yang mudah dan murah . Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi
antara makhluk danlingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup
lainnya danantara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi
dalamekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama
makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar
hidupbagi makhluk hidup.
Dilihat
dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidupumumnya
merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi
pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan. Keberlangsungan tersebut
membuat setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam
melangsungkan hidupnya.
BAB 2
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Ekosistem
Air Tawar
Secara umum, maksud ekosistem adalah suatu
hubungan timbal balik yang terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Disekitar kita, ada banyak sekali ekosistem
yang terjadi, mungkin itu ekosistem air tawar, ekosistem, pantai, ekosistem
darat, dan sebagainya tergantung dari lingkungan tempat hidup makhluk tersebut.
Sedangkan yang dimaksud ekosistem air tawar adalah suatu bentuk
menyeluruh atau tatanan yang ada didalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri
dari makhluk hidup didalam air tersebut dan lingkungan air tawar itu sendiri.
Ekosistem air tawar akan saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Komponen
pembentuk ekosistem dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
- Komponen hidup (biotik)
- Komponen tidak hidup (abiotik)
Contoh komponen
hidup didalam air tawar adalah ikan, serangga dalam air, dan segala makhluk
hidup yang ada disekitar perairan tersebut. Sedangkan komponen mati atau tidak
hidup adalah benda-benda didalam telaga atau sungai itu sendiri yang digunakan
sebagai media hidup dari makhluk hidup didalamnya.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan hal itulah yang menjadikan sebuah ekosistem didalam air tawar maupun ditempat lainnya.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan hal itulah yang menjadikan sebuah ekosistem didalam air tawar maupun ditempat lainnya.
B. Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar
ini memiliki ciri-ciri tertentu antara lain:
- Pada wilayah tersebut tidak terdapat variasi suhu yang mencolok.
- Kecenderungan penetrasi terhadap cahaya sangat kurang yang dipengaruhi oleh cuaca juga iklim.
- Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem yang satu ini adalah jenis ganggang.
- Organisme yang hidup di dalam ekosistem ini umumnya telah mengalami fase adaptasi.
- Kadar garam sangat rendah bahkan jauh lebih rendah jika dibandingkan kadar garam pada protoplasma organisme air.
- Kadar
garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik. - Variasi suhu sangat rendah.
- Penetrasi cahaya matahari kurang.
- Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C. Faktor Pembatas ekosistem Air Tawar
Tipe
tipe dan faktor factor pembatas. Habitat
air tawar menempati daerah yan relatif kecil pada permukaan bumi, dibandingkan
dengan habitat lautan dan daratan, teteapi bagi manusia kepentingannya jauh
lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya. Karena alasan alasa sebagai
berikut :
1.
Habitat
air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan
domestik maupun industri (air mungkin dapat diperoleh dalam jumlah lebih banyak
dari laut, tetapi dengan biaya dengan biaya yang lebih tinggi yaitu lebih
banyak energi yang diperlukan dan adanya popusi garam).
2.
Komponen
air tawar adalah “leher botol” (daerah kritis) pada daur hidrologi .
3.
Ekosistem air tawar menawarkan
sistem pembuangan yang memadai dan paling murah. Karena manusia menyalah
gunakan sumber daya ini maka jelas bahwa usaha untuk mengurangi tekanan
tersebut harus dilakukan secepatnya, bila tidak, air akan menjadi faktor
pembatas bagi manusia.
Faktor-faktor
pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akan dibicarakan mendalam
pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah :
·
Suhu.
Air mempunyai beberapa sifat unik yang
berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurani perubahan suhu
sampai tingkat minimal, sehina perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan
perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada udara. Sifat yang terpenting
adalah :
· Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah
besar panas dinutuhkan untuk merubah suhu air. 1 gram kalori (gkal) panas
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 ml (=1 gram) air 10 C lebih tinggi (antara 15-160) hanya
amonia dan beberapa senyawa lain mempunyai nilai lebih dari satu.
· Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh
kan untuk mengubah 1 gram es menjadi air tanpa mengubah suhunya (dan
sebaliknya).
· Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori
diserap sewaktu evaporasi yang dapat dikatakan berlangsun terus menerus dari
permukaan vegetasi , air dan es, sebagian besar sinar matahari digunakan untuk
evaporasi air dari ekosistem didunia, dan alur energi ini mengubah iklim dan
memungkinkan perkembangan kehidupan dalam semua keanekaragaman yang
menakjubkan.
·
Kerapatan air tertinggi terjadi
pada suhu 40 C ; diatas dan dibawah titik tersebut air akan
berkembang dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan aira danau
tidak membeku seluruhnya pada musim dingin.
Walaupun variasi suhu dalam air tidak
sebesar di udara, hal ini merupakan faktor pembatas utama, karena organisme
akuatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit ( stenotermal ). Maka, walaupun
terjadi populasi panas yang sedang oleh manusia, akibatnya dapat amat luas.
Perubahan suhu menyebabkan pola sirkulasi yang khas dan stratifikasi, yang amat
mempengaruhi kehidupan akuatik. Daerah perairan yang cukup luas dapat
mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.
Suhu air
paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti termistor.
Pembacaan dan pencatatan langsung dari termistor memudahkan para pemula untuk
mengambil profil suhu dari habitat akuatik.
·
Kejernihan
Penetrasi
cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona
fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan,
terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yangdapat mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan
disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas.
Kejernihan dapat diukur dengan alat yang amat sederhana yang disebut cakram
secchi (dinamakan menurut penemuannya, A.Secchi, seorang Itali yang
memperkenalkannya pada tahun 1865) berupa cakram putih dengan garis tengah
kira-kira 20 cm dan dimasukkan kedalam air sampai tidak terlihat dari
permukaan. Kedalaman itu disebut kejernihan cakram secchi, yang dapat mencapai
40 m pada air yang amat keruh dan berkisar antara beberapa cm pada air yang
amat jernih, tidak produktif didanau yang tinggi letaknya seperti Danau Crater
di Taman Nasional Crater Lake, Oregon. Danau-danau di Wiesconsin yang telah
dipelajari dengan intensif menggunakan cakram secchi sampai kedalaman dimana
penetrasi cahaya kira-kira 5% dari radiasi yang mencapai permukaan. Sementara
fotosintesa masih terjadi pada intensitas rendah, tingkatan 5% menandai batas
bawah kebanyakan zona fotosintesa. Walaupun elas bahwa alat-alat sintesa modern
akan memberikan data yang akurat tentang penetrasi cahaya, cakram secchi masih
dianggap alat yang berguna oleh ahli limnologi yangseringkali mengunakan teknik
ini untuk mengatur tingkat fertilisasi untuk menghasilkan pertumbuhan
fitoplankton yang baik tapi tidak terlalu tinggi.
·
Arus
Air
cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatas, terutama
pada aliran air. Disamping itu, arus air sering kali amat menentukan distribusi
gas yang vital, garam dan organisme kecil.
·
Konsentrasi gas pernapasan
Berbeda
dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida sering kali
terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi oksigen
terlarut dan kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor
fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong
oksigen” yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya
berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin
memperhatikan penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari
karbon dioksida dalam air tawar.
·
Konsentrasi garam biogenik
Nitrat dan
pospat sampai batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya hampir pada semua
ekosistem air awar. Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahan rendah,
kalsium dan garam-garam lain uga tampaknya terbatas. Kecuali pada beberapa mata
air mineral, bahkan pada air dengan kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadar
garam atau salinitas kurang dari 0,5%, dibandingkan dengan 30-37% dalam air
laut.
Dua ciri lain dari air tawar dapat
mempengaruhi umlah dan distribusi dari jenis yan ada (atau kekayaan kualitas
biota). Karena habitat air tawar seringkali terisolasi satu dari yang lain oleh
daratan dan lautan, organisme dengan penyebaran rendah melewati halangan ini
mungkin telah gagal untuk mapan ditempat-tempatyang tidak sesuai. Ikan terutama
menadi subek dari pembatasan ini ; aliran air, misalnya walaupun hanya beberapa
kilometer jaraknya didaratan tetapi karena terisolasi oleh air, mungkin
daerahnya (niche) ditempati oleh jenis yang berbeda. Sebaliknya, kebanyakan
organisme kecil seperti panggang, udang, protozoa dan bakteri mempunyai
kemampuan penyebaran yang tinggi. Maka seseorang mungkin akan menemukan Daphnia
dalam kolam di Amerika Serikat dan di Inggris. Buku pegangan untuk invertebrata
air tawar yang ditulis untuk pulau-pulau di Inggris, misalnya dapat digunakan
di Amerika Serikat paling tidak sampai tingkat family atau genus, tanaman
rendah dan invertebrata air tawar menunjukkan tingkat kosmopolitan yang tinggi.
Oranisme air tawar mempunyai persoalan tertentu untuk dipecahkan dalam hubungan
dengan pengaturan tekanan osmose ( osmoregulasi ). Karena konsentrasi garam
dalam cairan tubuh atau sel lebih besar daripada lingkungan air tawar ( yaitu
disebut cairan hipertonik ), maka air cenderung masuk ke dalam tubuh secara
osmosis bila selaputnya ( membran ) dapat ditembus air ( permeabel ), atau
kadar aram akan menjadi tinggi bila membran relatif tidak permeabel. Binatang
air tawar, seperti protozoa dengan selaput sel yang tipis dan ikan dengan
insangnya harus mempunyai cara efisien untuk mengeluarkan air ( terlaksana
dengan vakuola kontraktil pada protozoa dan ginjal pada ikan) atau badannya
akan membesar dan meletus. Kesukaran dalam osmoregulasi dapat diterangkan
,paling tidak sebagian, mengapa sejumlah besar hewan laut dari seluruh Phyllum,
kenyataanya belum pernah berhasil memasuki lingkungan air tawar. Sebaliknya
ikan bertulang ( juga burung laut dan mamalia ) yang cairan tubuhnya berkadar
garam lebih rendah dari air laut ( yaitu hipotonik ) berhasil masuk kembali ke
laut dengan merubah osmoregulasi metabolis secara perlahan-lahan yang meliputi
pembuangan garam dan penanganan air.
D.
Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang
menyebabkan organisme mampu hidup lebih baik di bawah kondisi lingkungan
tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk
bertahan hidup (McNaughton-Wolf, 1990: 84). Apabila bicara tentang adaptasi
suatu organisme maka tidak lepas dari evolusi, yaitu perubahan pada frekuensi
gen dalam suatu populasi yang berkaitan dengan waktu. Beberapa bentuk adaptasi
yang dilakukan oleh suatu organisme, antara lain:
·
Mutasi :
peristiwa perubahan genetis yang dipengaruhi oleh seleksi alam.
·
Aliran
gen : adaptasi ini dapat terjadi jika organisme mengalami migrasi masuk atau
keluar dari populasi setempat. Dari migrasi itu, kemungkinan telah terjadi
perubahan frekuensi gen baik pada donor maupun resipien populasi dengan catatan
jika mereka membawa gen yang mempunyai perbedaan frekuensi dari salah satu
populasinya.
·
Seleksi
alam : suatu proses interaksi antara fenotip (sifat-sifat organisme yang dapat
diamati dari luar) dengan lingkungannya yang menentukan kemampuan
mempertahankan kehidupan dan hasil reproduktif dari genotip individu.
E.
Klasifikasi ekologis air tawar
·
Danau
·
Danau
merupakan genangan air yang terdapat pada suatu cekungan besar baik oleh
bentukan geologi maupun buatan manusia. Dalam ekosistem danau terdapat beberapa
zona, antara lain :
a.
Zona
litoral: merupakan bagian danau yang merupakan pertemuan antara bagian daratan
yang tidak tergenang air dan bagian daratan yang yang tergenang air. Dalam zona
ini terdapat dua produsen yaitu tanaman berakar dan fitoplankton. Pada zona ini
merupakan daerah yang paling banyak dihuni oleh jenis binatang dari zona yang
lain.
b.
Zona
limnetik : zona ini merupakan daerah dimana genangan air sudah tidak terikat
lagi dengan daratan yang tidak tergenang air. Pada zona ini sinar matahari
masih dapat menembus genangan air, hal ini memungkinkan fitoplankton untuk
hidup pada zona ini. Pada ekosistem danau fitoplankton merupakan produsen utama
yang kemudian diikuti oleh konsumen I berupa serangga air, konsumen II berupa
amphibi dan crustacea, konsumen III berupa ikan-ikan predator, konsumen puncak
berupa ikan-ikan predator yang lebih besar, dan dekomposer berupa bakteri
pengurai sehingga terbentuk suatu rantai makanan pada ekosiste danau.
c.
Zona
profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai oleh
penetrasi cahaya efektif. Karena tidak ada cahaya dalam memperoleh makanan
penghuni zona ini bergantung organisme pada zona limnetik dan litoral.
Di dunia terdapat tiga kategori danau, yaitu
seri oligotrofik-eutrofik, tipe danau yang khusus, dan penggenangan.
1.
Seri
oligotrofik-eutrofik
Danau oligotrofik ditandai pada zona
litoral jumlah tanaman sangat sedikit
serta kerapatan plankton rendah. Karena tanaman sangat sedikit serta kerapatan
plankton yang rendah kemungkinan untuk kekurangan oksigen yang berat sangat
kecil. Danau eutrofik merupakan kebalikan dari danau oligotrofik dimana pada
zona litoral danau ini vegetasinya lebih lebat dan kerapatan plankton lebih
tinggi, dengan banyaknya bahan organik ini kemungkinan pada stagnasi panas
dapat menghilangkan beberapa organisme.
2.
Danau khusus
a)
Danau
dystrophic : danau ini mengandung humic acid yang tinggi dalam airnya dan pada
bagian tepi danau terdiri dari gambut yang berkembang menjadi pasir terapung
gambut.
b)
Danau
tua yang dalam dan mempunyai binatang endemik : pada kasus ini, contohnya
adalah Danau Baikal di Rusia yang terbentuk karena pergerakan bumi sewaktu
zaman Mesozoik. Pada danau ini delapan persen dari 384 jenis artropoda
merupakan binatang endemik yang tidak bisa ditemukan ditempat lain.
c)
Danau
asin di gurun pasir: danau ini terbentuk karena pengairan sedimenter di daerah
dengan iklim kering dimana evaporasi lebih besar dari presipitrasi sehingga
menghasilkan konsentrasi garam yang tinggi. Pada danau ini terdapat beberapa
komunitas yang dapat bertahan pada kondisi salinitas yang tinggi salah satunya
Artemia. Contoh danau ini adalah Great Salt Lake, Utah.
d)
Danau
alkali di gurun pasir : terjadi pada pengairan igneous di daerah dengan iklim
kering serta pH dan konsentrasi karbonat tinggi. Contoh danau ini Pyramid Lake,
Nevada.
e)
Danau vulkanik
: danau ini dicirikan dengan daerah vulkanik yang masih aktif dengan kondisi
kimiawi yang ekstrem dan biota yang sangat terbatas. Danau ini umumnya terdapat
di Jepang dan Filipina.
f)
Danau
dengan stratifikasi kimiawi : danau ini berbeda dengan danau-danau yang ada di
dunia pada umumnya dimana air permukaan dan dasar bercampur secara berkala sehingga terstratifikasi secara permanen
karena adanya rembesan air asin atau pelepasan garam dari endapan, hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan kerapatan yang tetap antara air permukaan dan
air dasar danau. Contoh Danau Big Soda Lake, Nevada yang merupakan danau dengan
stratifikasi kimiawi.
g)
Danau
kutub : danau ini memiliki suhu permukaan tetap dibawah 4º C atau naik di atas
itu hanya untuk periode yang sangat pendek selama musim panas, hal ini
menyebabkan es mencair sehingga sirkulasi dapat terjadi.
3.
Penggenangan
: danau ini merupakan buatan manusia yang di bangun tergantung pada daerahnya
dan pengairan alaminya. Danau ini memiliki fluktuasi permukaan air dan
turbiditas yang tinggi.
·
Kolam
Kolam
adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan
daerah limnetik serta profundal kecil atau tidak ada. Ekosistem ini dapat
ditemukan pada daerah yang memiliki curah hujan yang cukup. Terdapat beberapa
jenis kolam, antara lain:
a.
Kolam
alami : kolam ini banyak ditemukan pada daerah kapur. Kolam ini terbetuk akibat
depresi atau penurunan cairan dari strata di bawahnya.
b.
Kolam
sementara : kolam yang kering untuk beberapa waktu dalam kurun waktu setahun.
Organisme pada kolam ini mampu bertahan pada stadium dorman selama periode
kering dengan bertahan hidup dalam tanah yang kering untuk beberapa bulan atau
bergerak ke dalam dan keluar kolam.
c.
Kolam
galian : kolam yang di bentuk oelh manusia atau hewan dengan cara membendung
air atau melakukan penggalian.
·
Komunitas
Lotik (Air Mengalir)
Yang
membedakan ekosistem ini dengan kolam adalah aliran air atau arus. Aliran air
ini terbentuk karena adanya sumber air baik itu dari hujan, mencairnya es,
munculnya mata air, dan adanya relief dari permukaan bumi. Air hujan setelah
jatuh di permukaan bumi mengalami evaporasi kemudian merembes ke dalam tanah
kemudian diserap oleh tumbuhan sehingga terjadi transpirasi dan sisanya
mengalir di permukaan sebagai “surface run off” (Endarto, 2007: 99). Pada
ekosistem ini beberapa organisme melakukan adaptasi untuk bertahan hidup.
Bentuk adaptasi pada air mengalir, meliputi:
a.
Melekat
permanen pada substrat yang kokoh.
Bentuk adaptasi ini dilakukan oleh tanaman
produsen utama seperti Cladophora dan diatomae serta oleh hewan seperti spons
air tawar dan larva lakat.
b.
Kaitan
dan penghisap
Sejumlah besar hewan yang hidup di aliran air
memiliki kaitan atau penghisap yang digunakan berpegangan pada dasar sungai
untuk mempertahankan posisi tubuhnya dari aliran air yang deras. Hewan-hewan
yang memiliki kaitan dan penghisap antara lain larva Diptera, Simulium, dan
Blepharocera.
c.
Permukaan
bawah yang lengket
Banyak binatang yang dapat menempelkan diri
pada permukaan dengan bagian bawahnya yang lengket seperti siput dan cacing
pipih.
d.
Badan
yang “stream line”
Hampir semua jenis hewan aliran air memiliki
bentuk tubuh yang stream line, hal ini bertujuan mengurangi gaya dorong dari
aliran air. bentuk tubuh yang stream line dengan bentuk hampir seperti telur
dan meruncing dibagian belakang menyebabkan tanahan air minimum yang mengalir
melewatinya.
e.
Badan
yang pipih
Badan yang pipih memungkinkan hewan-hewan
aliran air menemukan tempat perlindungan di bawah batu dan celah-celah batu.
f.
Rheotaxis positif
Binatang aliran air hampir tidak bervariasi
berorientasi ke arah hulu dan bila dapat berenang terus-menerus bergerak
melawan arus. Kebalikannya banyak hewan yang hidup di air tenang ditempatkan
pada air mengalir, kebanyakan dari mereka terhanyut oleh aliran air atau tidak
berusaha melawan arus.
g.
Thigmotaxis positif
Banyak binatang air mengalir mempunyai pola
tingkah laku yang diturunkan untuk melekat dekat dengan permukaan atau menjaga
badannya agar dekat dengan permukaan. Sebagai contoh sekelompok nimfa
ditempatkan pada suatu cekungan, mereka berusaha untuk berhubungan dengan
bagian bawah dar cabang kayu, reruntuhan, atau apa sajayang ada bahakan saling
melekatkan diribila tidak ada permukaan yang dapat ditempati.
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan
tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak
hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Komponen
penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, sedangkan
komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati. Seluruh komponen
biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian, ekosistem
dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
- Komponen Biotik
Berdasarkan caranya
memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota komponen biotik dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan (heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
- Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga dan seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) –> ulat (Konsumen I) –> ayam (Konsumen II) –> musang (Konsumen III) –> macan (Konsumen IV/Puncak). Dalam ekosistem, banyak proses rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan (food web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.
- Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon dioksida yang akan dipakai dalam proses fotositesis.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik
merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen abiotik sangat
menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik
banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara, suhu, dan lain-lain.
- Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu.
- Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan
suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan
sebagai produsen untuk berfotosintesis.
- Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia,
dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan,
air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
- Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. . Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
- Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
- Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi
organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang
tertentu saja.
Sementara itu komponen
biotik mencakup beberapa hal yang dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan fungsi komponen tersebut, maka ia akan dibagi menjadi dua komponen
dasar yakni autotrof dan juga komponen heterotrof. Pengertian keduanya adalah
sebagai berikut :
·
Autotrof tak lain adalah istilah yang
menunjuk pada mahluk hidup yang bisa membentuk sendiri makanannya sendiri.
·
Heterotrof sendiri adalah organisme
konsumen yang tak bisa membentuk makanannya sendiri sehingga ia mengambil
kebutuhan tersebut dari luar dirinya.
Sementara itu jika
dilihat dari susunan trofiknya, maka komponen ekosistem biotik dibagi ke dalam
3 kelompok yakni:
- Produsen. Secara sederhana diartikan sebagai penghasil makanan. Ia adalah mahluk hidup atau organisme yang menghasilkan makanannya sendiri. Organisme yang tercakup dalam kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil. Dalam ekosistem darat, tumbuhan sangat diperlukan sebagai sumber makanan mahluk hidup lainnya. Sementara itu dalam ekosistem perairan, organisme dengan klorofil adalah berbagai jenis alga juga fitoplankton.
- Komponen ekosistem biotik selanjutnya adalah konsumen. Ia secarasederhana diartikan sebagai pemakai. Kelompok ini mencakup semua organisme yang tak bisa menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri sehingga ia harus mendapatkan makanan dari organisme lainnya untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Konsumen ini dibagi ke dalam 3 bagian yakni: konsumen tingkat pertama meliputi semua organisme yang mengkonsumsi zat langsung dari tumbuhan atau disebut herbivora. Konsumen tingkat kedia yakni semua mahluk hidpu yang memperoleh makanan dengan memangsa herbivora tadi atau disebut karnivora. Terakhir adalah konsumen tingkat ketiga yakni mahluk hidup yang memangsa konsumen tingkat kedua.
- Pengurai atau decomposer. Merupakan komponen ekosistem biotik yang sangat berperan dalam hal menguraikan bahan-bahan organis yang muasalnya dari mahluk hidup yang telah mati atau juga hasil pembuangan sistem pencernaan mahluk hidpu. Organisme pengurai ini cukup penting sebab ia menjaga stabilitas ekosistem dengan mengurai zat-zat buangan tersebut sehingga diserap oleh tanah dan menjadi unsur hara bagi perkembangan tumbuhan.
G.
Jenis Ekosistem Air
Tawar
Secara
umum ekosistem air tawar dibagi menjadi dua jenis yaitu ekosistem lentik atau
air tenang dan ekosistem air yang mengalir atau lotik.
1.
Ekosistem Lentik atau Ekosistem Air Tenang
Perairan menggenang (lentik)
adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya aliran atau arus air
tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air tidak begitu besar
atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di dalamnya. Pada perairan
ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian wilayah air secara
vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya. Perairan
menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada tidaknya
penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan
profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan
menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan
hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche utama
dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer
(heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang ada di
perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton,
perifiton, nekton dan neuston.
Contoh kosistem air tenang yaitu
danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut dan lain sebagainya:
a. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai
dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat
ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau
juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi empat daerah
sebagai berikut.
· Daerah litoral,
Merupakan daerah dangkal.
Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan
tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dengan daun ada yang
mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk
jenisjenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, Crustacea, ikan, amfibi, reptil air dan semiair seperti kura-kura dan
ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia
· Daerah limnetik,
Merupakan daerah air bebas
yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni
oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan
musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan
kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan
kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular,
kura-kura, dan burung pemakan ikan.
· Daerah profundal,
Merupakan daerah yang dalam,
yaitu daerah afotik. Organisme yang ada hidup dengan mendekomposisi detritus
yang jatuh dari daerah limnetik. Organisme yang menghuni adalah cacing dan
mikroba.
· Daerah bentik,
Merupakan daerah dasar danau
tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati. Berdasarkan produksi
materi organiknya, terdapat dua macam danau yaitu danau oligotropik dan danau
eutropik. Danau oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan,
karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya
jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat
oksigen sepanjang tahun. Danau eutropik
merupakan danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena
fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau
oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi
organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh
aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan
sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor.
Akibatnya terjadi ledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi
produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di
danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut eutrofikasi. Eutrofikasi
menyebabkan air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan
danau.
b. Kolam
Kolam umumnya di definisikan
sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat umumnya relatif merupakan air
tenang dan kaya akan vegetasi. Kolam dapat dibagi atas :
ü Kolam berasal dari danau yang luas.
ü Kolam yang tidak berhubungan dengan danau, ukurannya kecil.
ü Kolam buatan manusia
Berdasarkan musim, kolam
dapat di bedakan atas :
ü Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada
tertentu.)
ü Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)
Kolam merupakan tempat
tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrate misalnya:
§ Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.
§ Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman
dibawah air
§ Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan
di antara vegetasi.
§ Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,
§ Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan
kolam.
c.
Rawa air tawar
Rawa merupakan bentuk
peralihan antara air terbuka dan dataran. Rawa biasanya dikelilingi vegetasi,
umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi rawa terdiri dari
tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang diselingiu oleh tamnaman
merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat protozoa,
rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura. Pada
lapisan dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan yang tidak
menyenangkan penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan (lepidosiner
dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama beberapa bulan.
2.
Ekosistem Lotik atau Ekosistem Air Mengalir
Perairan mengalir (lotik)
adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya aliran atau arus air
memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air cukup begitu besar contohnya
yaitu sungai. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran
air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di
sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung
keberadaan komunitas plankton, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya
terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat
bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya
bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis
serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari
pusaran air.
H. Klasifikasi Ekologis
Klasifikasi
Ekologis Organisme Air Tawar : Habitat air
tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.
Berdasarkan
aliran energi
Organisme dibagi menjadi 3 yaitu :
* Autotroph (produsen),
tanaman hijau dan mikroorganisme kemosintetik.
* Phagotroph (konsumen
makro), herbivora, predator, parasit.
* Saprotroph (konsumen
mikro atau pengurai), diklasifikasikan sesuai dengan bahan organik yang
diuraikan .
2.
Berdasarkan kebiasaan
hidup
Organisme
dibedakan sebagai berikut yaitu :
a.
Plankton
Terdiri alas fitoplankton dan
zooplankton, organisme mengapung yang arah pergerakannya kira-kira tergantung
arus. Walaupun beberapa zooplankton menunjukkan gerakan berenang yang aktif
yang membantu mempertahankan posisi vertical, plankton secara keseluruhan tidak
dapat bergerak melawan arus.
b.
Nekton
Organisme yang dapat berenang dan
bergerak dengan kemauan sendiri, misalnya ikan, amfibi, serangga air besar.
·
Neuston
Organisme yang mengapung atau
berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga
air.
·
Perifiton
Merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
·
Bentos
Hewan dan tumbuhan yang hidup di
dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis.
I.
Manfaat Ekosistem Air
Tawar
Beberapa fungsi atau manfaat ekosistem air tawar adalah sebagai
berikut:
1.
Sebagai sumber plasma nutfah
yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik
2.
Sebagai tempat berlangsungnya
siklus hidup jenis flora/fauna yang penting
3.
Sebagai sumber air yang dapat
digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumahtangga, industri dan
pertanian)
4.
Sebagai tempat penyimpanan
kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau
dari sumber-sumber air bawah tanah
5.
Memelihara iklim mikro, di
mana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah
hujan setempat
6.
Sebagai sarana tranportasi
untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat lainnya
7.
Sebagai penghasil energi
melalui plta
8.
Sebagai sarana rekreasi dan
objek pariwisata.
BAB 3
CONTOH KASUS
A.
STUDI
KASUS PERAIRAN AIR TAWAR
Perairan air tawar di Indonesia
umumnya mempunyai sifat
multiguna, yaitu untuk memenuhi mulai dari keperluan rumah tangga,
keperluan hewan, transportasi pengairan, dan sebagainya. Kebanyakan sungai
di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat berbagai
aktivitas manusia ini masih merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan organisme air . Kehidupan di air dijumpai tidak hanya pada badan air tapi
juga pada dasar air yang padat. Di dasar air, jumlah kehidupan sangat terbatas
karena ketersediaan nutrient yang terbatas. Oleh karena itu, hewan yang hidup di
air dalam hanyalah hewan-hewan yang
mampu hidup dengan jumlah dan
jenis nutrient terbatas. Berikut kami mencoba untuk menyajikan
kasus yang merupakan gambaran dari hasil penelitian yang dilakukan pada perairan air tawar Sungai
Tambak Bayan, Yogjakarta dan perairan air tawar Telaga Jongge, Gunung Kidul
Yogjakarta. Dimana keduanya memiliki kualitas yang berbeda.
B.
Perairan
Air Tawar dengan Kualitas baik
Bersumber dari jurnal ekologi
perairan yang dikeluarkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada
Yogjakarta pada tahun 2011 menyatakan bahwa Sungai Tambak Bayan yang berada di
daerah Yogjakarta memiliki kualitas yang baik, hal ini berarti tingkat
pencemarannya masih tergolong rendah. Kondisi tersebut dapat dilihat dari
adanya kelompok bentos yang
hidup menetap (sesile)
dan daya adaptasi yang bervariasi. Sebuah perairan
yang tercemar ditandai dengan kandungan CO yang lebih besar bila dibandingkan
dengan kangdungan oksigennya (O2). Terdapat korelasi antara tingkat
pencemaran air dengan organisme yang hidup dalam sebuah perairan air tawar.
Semakin tinggi kadar CO , maka kepadatan populasi semakin rendah. Semakin
tinggi kadar O2 dan kecerahan air
maka kepadatan populasi semakin tinggi. Dalam penelitian terdapat tiga
stasiun pengamatan pada penggal sungai yang sama. Dari ketiga stasiun pengamatan,stasiun I menunjukkan nilai densitas terendah. Rendahnya kerapatan
ini menunjukkan bahwa lingkungan
perairan pada stasiun I tidak kondusif untuk kehidupan gastropoda yang ada di
dalamnya. Hal ini disebabkan karena pada
stasiun I didapatkan kondisi sungai
yang telah dimanfaatkan untuk
banyak kebutuhan manusia sehingga terjadi degradasi kualitas ekosistem dan
terjadi pencemaran bahan-bahan yang tidak disukai gastropoda atau organisme
lainnya. Buruknya kualitas air jika
dibandingkan dengan stasiun
lain ini dibuktikan dengan tidak
adanya keragaman spesies pada stasiun ini. Pada stasiun ini hanya ditemukan
satu jenis gastropoda yaitu keong.
Stasiun II indeks densitas
gastropodanya merupakan yang
paling tinggi. Kerapatan populasi
pada stasiun II lebih tinggi karena jenis substrat berupa batuan, lumpur, dan
pasir. Selain itu kandungan oksigen
terlarut (5,53 ppm) lebih tinggi dari kandungan CO2 bebas (4,3 ppm). Oksigen dibutuhkan
organisme dalam melakukan proses
respirasi. Faktor lingkungan yang
paling berpengaruh adalah jenis subsrat
dasar, kandungan oksigen terlarut, kandungan karbondioksida, serta
kedalaman dan kecerahan air. Sedang
faktor yang kurang berpengaruh adalah pH substrat, suhu air dan suhu udara.
Meskipun masih tergolong baik namun meningkatnya aktivitas manusia di bantaran
sungai dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan perairan sehingga perlu
dilakukan pengelolaan terpadu untuk menjaganya agar
tetap terpelihara dengan
baik dan terkontrol.
C.
Perairan
Air Tawar Dengan Kualitas Kurang Baik
Kabupaten Gunung kidul
sebagian besar wilayahnya merupakan bentangan karst gunung sewu yang sangat
unik. Wilayah karst ini secara alami merupakan daerah yang tandus dan kering
karena minimnya sumber air tanah dan air permukaan, sehingga bentukan cekungan
yang secara alami terbentuk di wilayah ini menjadi sangat berarti bagi
kehidupan disekitarnya. Cekungan pada
daerah karst pada saat musim penghujan akan terisi air dan
kemudian dikenal sebagai telaga. Salah satu telaga di kabupaten Gunungkidul
adalah Telaga Jongge. Telaga Jongge oleh masyarakat Gunungkidul
difungsikan sebagai sarana MCK,
untuk aktivitas pertanian,
perikanan, peternakan,
wisata dan ritual budaya. Kegiatan ini dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem
telaga dan perubahan keberadaan organisme air di telaga. Perubahan kondisi
periaran tersebut dapat
digambarkan melalui keberadaan organisme di perairan tersebut salah satunya zooplankton. Zooplankton adalah
plankton hewani yang hidupnya melayang-layang dalam air
dan dia mempunyai kemampuan
untuk berenang. Zooplankton dalam
ekosistem perairan memiliki peran yang penting karena zooplankton merupakan
konsumen pertama fitoplankton yang mempunyai peran untuk memindahkan energi dari produsen primer yaitu
fitoplankton ke tingkat konsumen yang lebih tinggi lagi seperti larva ikan, dan
ikan-ikan kecil. Zooplankton merupakan
salah satu organisme yang rentan terhadap kondisi perubahan lingkungan. Ketika jumlah
zooplankton minim, kelimpahan
konsumennya seperti larva ikan, dan ikan-ikan kecil akan mengalami penurunan. Kondisi inilah yang
terjadi pada ekosistem air tawar Telaga Jongge.
BAB 4
SIMPULAN
Kesimpulan
Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena
merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Sebuah
perairan yang tercemar ditandai dengan kandungan CO yang lebih besar bila
dibandingkan dengan kangdungan oksigennya (O2). Terdapat korelasi
antara tingkat pencemaran air dengan organisme yang hidup dalam sebuah perairan
air tawar. Semakin tinggi kadar CO , maka kepadatan populasi semakin rendah.
Semakin tinggi kadar O2
dan kecerahan air maka kepadatan populasi semakin tinggi.
Saran
Makalah
ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya pemeliharaan untuk menjaga
kualitas lingkungan perairan air tawar. Meningkatnya aktivitas manusia di bantaran
sungai dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan
perairan air tawar sehingga perlu dilakukan pengelolaan terpadu
untuk menjaganya agar tetap terpelihara
dengan baik dan terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2007. Geomorfologi
Umum. Surakarta: Surakarta Maret University Press
McNaughton, S.J. dan Wolf, Larry L. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-Dasar
Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar