Tampilkan postingan dengan label KIR SMA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KIR SMA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 November 2012

KIR



KETERGANTUNGAN SISWI KELAS XII MAN IC SERPONG TERHADAP CLEANING CERVICE DALAM HAL MENJAGA KEBERSIHAN

Karya tulis ini diajukan sebagai tugas akhir tahun 2011/2012




Ana Pangesti (091010012)
Dewi Khoirotul Uyun (091010028) 





MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KOTA TANGERANG SELATAN
2012

 
LEMBAR PENGESAHAN

KETERGANTUNGAN SISWI KELAS XII MAN IC SERPONG TERHADAP CLEANING CERVICE DALAM HAL MENJAGA KEBERSIHAN



Ana Pangesti (091010012)
Dewi Khoirotul Uyun (091010028)




            Telah disetujui dan disahkan di Tangerang Selatan sebagai tugas akhir pada tanggal:


Penguji I

Ipik Ernaka
NIP: 197412062000121003
Penguji II

Dra. Yelnita Nova
NIP: 196811102000122001

ABSTRAK
Ana.P & Dewi. K.U. 2012. Ketergantungan Siswi Kelas XII MAN IC Serpong terhadap Cleaning Servise dalam hal menjaga kebersihan.
MAN IC Serpong merupakan salah satu sekolah yang peduli akan kebersihan lingkungan. Kampus MAN IC Serpong mewajibkan seluruh siswa agar membuang sampah pada tempatnya. Sehingga lingkungan kampus tampak bersih dsan asri. Semua warga kampus juga ikut berperan dalam menjaga kebersihan  kampus terutama CS.
Keberadaan CS  mengakibatkan siswa MAN IC Serpong seringkali melupakan tanggung jawabnya dalam menjaga kebersihan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ketergantung siswa MAN IC Serpong terhadap CS dalam hal kebersihan.
 

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
             
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata pelajaran mulok. dengan membahas tingkat ketergantunga siswa terhadap keberadaan CS dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Pembimbing KIR, Bapak Kusen yang senantiasa mengarahkan pembuatan KIR. Guru mata pelajaran mulok yang telah memberi materi tentang tata cara pembuatan kir. Ibu Admira Satya yang juga telah mengarahkan dan memberi banyak masukan tentang penelitian sosial. Serta teman-teman sekalian yang telah mendukung dalam penyelesaian KIR ini. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu- persatu.
      Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1                                         Latar Belakang
MAN IC Serpong merupakan salah satu sekolah yang peduli akan kebersihan lingkungan. Kampus MAN IC Serpong mewajibkan seluruh siswa agar membuang sampah pada tempatnya. Sehingga lingkungan kampus tampak bersih dan asri. Semua warga kampus juga ikut berperan dalam menjaga kebersihan  kampus terutama Cleaning Cervice (CS).
CS bekerja membersihkan gedung-gedung di kampus MAN IC Serpong, meliputi menyapu, mengepel lantai serta membuang sampah. Mereka bekerja setiap hari senin sampai dengan Sabtu. Dengan adanya CS, tak  usah bersusah payah membersihkan lingkungan kelas ataupun asrama, begitu pula para pengajar. CS sangat membantu mengurangi beban  bagi warga MAN IC Serpong. Siswa dan siswi cukup membersihkan kamar masing-masing. Selebihnya seperti  koridor atau teras asrama dibersihkan oleh CS.
Kehadiran  CS sangat berguna di kampus MAN IC Serpong. Namun tidak semua bagian di lingkungan kampus terlihat elok, ada bagian–bagian yang tersembunyi seperti loker meja, kolong meja, terkadang  tertinggal bungkus  makanan, minuman, bekas meraut pensil bahkan makanan dan minuman yang  masih basah, sehingga tercium bau yang tak sedap. Tentu saja ini perlu diperhatikan. Bangku yang  kotor  mengganggu siswa yang mendapat bangku tersebut di jam selanjutnya, karena di MAN IC sistem kelasnya adalah moving class.
Sistem moving class diterpkan di MAN IC Serpong sudah berjalan sejak tahun ajaran 2010/2011. Dalam sistem ini siswa tidak memiliki kelas, namun guru mata pelajaran memiliki kelas. Jadi setiap pelajaran berada  sesuai  dengan kelas  mata pelajaran. Keunggula sistem ini yaitu siswa tidak bisa menggerjakan PR dikelas dan bagus untuk kesehatan. Namun, sisi negatifnya yaitu waktu siswa   
tersita untuk berjalan menyusuri kelas ketika bergantian mata  pelajaran karena sistem inilah siswa tidak memiliki tempat duduk yang tetap. Bila dihubungkan dengan kebersihan, maka pengguna bangku selanjutnya akan dirugikan. seperti peristiwa yang pernah terjadi di kampus MAN IC Serpong, seorang siswa membawa minuman ke dalam kelas karena tidak habis sewaktu istirahat. Ketika jam pelajaran dimulai minuman diletakkan di dalam loker meja. Kegiatan belajar mengajar di kelas membuat siswa lupa akan minuman yang di bawanya. Hingga akhirnya minuman tumpah di dalam loker namun tidak menetes ke lantai karena ada cela-cela di dalam locker. Ketika pergantian jam pelajaran siswa lupa akan sampah yang ditinggalkannya. Pengguna bangku selanjutnya menaruh buku di loker. Buku menjadi basah dan rusak. Alhasil kegiatan belajar menjadi terhambat, lantaran peristiwa sepele. Itu semua karena para siswa kurang memperhatikan lingkungan serta kurang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Kesadaran dalam diri seseorang perlu dibiasakan sejak dini. Karena suatu program lebih sering sukses karena yang bersangkutan memiliki kesadaran. Berbeda dengan peraturan yang hanya memberi kedisiplinan sesaat. Disinilah letak kepentingan kesadaran dari masing-masing individu.
Kurangnya kesadaran akan kebersihan siswa perlu diperhatikan. Sesuatu apa yang melatar belakanginya. CS memungkinkan menjadi penyebab ketidak pedulian siswa. Siswa menjadi ketergantungan terhadap CS. Padahal tugas CS adalah membantu meringankan beban untuk membersihkan lingkungan bukan menggantikan. Oleh karena itu KIR ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar ketergantungan siswa terhadap keberadaan CS
1.2                                         Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepedulian siswi MAN IC Serpong dalam hal menjaga kebersihan di lingkunagan MAN IC Serpong.
1.3                               Identifikasi Maslah
1.      Apakah siswi MAN IC Serpong peduli dengan lingkungan kampus MAN IC Serpong?
2.      Apakah siswi MAN IC Serpong mengalami ketergantungan terhadap keberadaan CS dalam hal menjaga kebersihan?
3.      Apa keuntungan yang didapat oleh siswi MAN IC Serpong dengan keberadaan CS?
4.      Seberapa besar tingkat ketergantungan siswi MAN IC Serpong terhadap CS?
5.      Apakah kesadaran siswi MAN IC Serpong akan kebersihan  berpengaruh terhadap kemandirian siswi?
6.      Apakah dampak negatif keberadaan CS? 
1.4                                         Pembatasan Masalah
Untuk mengetahui hal-hal yang tercantum dalam identifikasi masalah, penelitian akan memerlukan banyak waktu serta tenaga. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada “ketergantungan siswa terhadap CS dalam hal menjaga kebersihan lingkunga kampus MAN IC Serpong”.
1.5                                           Rumusan Masalah
Seberapa besar tingkat ketergantungan siswi MAN IC Serpong terhadap CS?
1.6                                         Hipotesis
1.      H0 : siswi kelas XII MAN IC Serpong tidak tergantung terhadap CS dalam hal menjaga kebersihan kampus MAN IC Serpong.
2.      H1 : siswi kelas XII MAN IC Serpong mempunyai ketergantungan terhadap CS dalam hal menjaga kebersihan lingkungan kampus MAN IC Serpong.
 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan muncul pertama kali di Amerika Latin, sebagai akibat atau merupakan reaksi balik terhadap kegagalan teori modernisasi yang diterapkan dibanyak negara berkembang (termasuk Amerika Latin). Fenomena empirik yang terjadi di lapangan adalah, bahwa penerapan teori modernisasi menjadikan negara maju semakin maju karena memiliki keunggulan dibidang modal dan teknologi. Sehingga kenyataan di lapangan dalam tata hubungan internasional, negara maju menguasai negara berkembang. Kemakmuran negara berkembang terus-menerus disedot oleh negara maju, akhirnya negara berkembang semakin miskin karena proses pembangunan. Negara miskin akan terus tergantung pada negara-negara  maju karena negara maju memiliki keunggulan teknologi. Ini menjadi salah satu mengapa  negara miskin tergantung pada negara maju.
            Theotonio Dos Santos memberikan definisi ketergantungan sebagai berikut:
Ketergantungan ialah suatu keadaan yang terbentuk pada saat perekonomian sekelompok negara dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan ekonomi negara lain. Suatu hubungan saling ketergantungan dibidang ekonomi antara dua atau lebih atau antara ekonomi-ekonomi demikian dengan sistem perdagangan dunia berubah menjadi hubungan ketergantungan pada saat beberapa negara berkembang, sementara yang lainnya karena posisi ketergantungan masing-masing  berkembang hanya  merupakan gambaran pada  perkembangan negara-negara dominan dimana    perkembangan demikian mungkin memberikan kesan positif atau negatif atas  pembangunan jangka pendek. Apa pengaruh itu positif atsu negatif. Keadaan ketergantungan ini menyebabkan negara-negara ini  terbelakang dan dieksploitasikan. Negara-negara dominan mempunyai penguasaan dari segi tehnologi, pergdagangan, modal dan social politik atas negara-negara terbelakang dan dengan itu dapat mengeksploitasi mereka dan mengeduk sebagian dari surplus produksi di sana. Dengan demikian, ketergantungan didasarkan kepada pembangian tugas di peringkat internasional yang memungkinkan pembangunan industri dibeberapa negara dan membatasinya di negara-negara lain, yang pertumbuhanya dipengaruhi dan ditentukan oleh pusat-pusat kekuasaan dunia.
  Sebagai solusi dari keadaan yang sepenuhnya menimbulkan ketergantungan antara negara berkembang dan negara  maju adalah “ putuskan hubungan antara negara berkembang dan negara maju”. Karena selama ini negara berkembang hanya mendapat sisa (limbah) dari yang dikonsumsi oleh negara maju. Teori ketergantungan juga sekaligus memperingatkan kepada negara maju untuk mengendalikan kemakmuranya (mensia-siakan sumber daya alam, merampok hutan, menyedot minyak dan rakus materi).
2.2  Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Untuk mencapai kesehatan yang prima, di dalam buku yang berjudul ”The Theory of Cattering”, bahwa hygiene is the study of health and prefentation of the deasis yang berarti adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Kebersihan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana cara hidup sehat dan cara mencapai kondisi-kondisi higienis (hygiene condition). Berdasarkan materi pengajaran K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), pengertian kebersihan adalah sutu usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertahankan serta meningkatkan derajat kesehatan manusia, sehingga tidak mdah terganggu atau terpengaruh dari segala gangguan kesehatan. Pengertian Higiene menurut Undang-Undang No 11 tahun 1962 adalah ”Segala usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan”.
2.3  Cleaning Service
Secara umum definisi CS adalah memberikan pelayanan kebersihan, kerapihan dan Hygenisasi dari sebuah gedung atau bangunan baik indoor ataupun  outdoor  sehingga tercipta suasana yang comfortable dalam menunjang aktifitas sehari-hari sebagai tujuan jangka pendeknya, dan sebagai tujuan jangka panjangnya adalah untuk mempertahankan life of time semua benda yang termasuk dalam lingkup kerja CS tersebut.

2.4  Siswa
Siswa adalah murid (terutama pd tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar: -- SMU
Sementara pengertian Murid adalah sebagai berikut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : mu·rid n orang (anak) yg sedang berguru (belajar, bersekolah)

2.5  Man Insan Cendekia Serpong

            MAN IC Serpong adalah sebuah Madrasah Aliyah Negeri setingkat Sekolah Menengah Atas berasrama yang terletak di Serpong, Tangerang Selatan. Sekolah yang didirikan oleh Prof. Dr. Ing.Bacharuddin Jusuf Habibie melalui BPPT ini menerapkan prinsip keseimbangan antara penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman dan taqwa. MAN IC Serpong menyeleksi secara ketat calon siswanya dengan mengadakan tes seleksi yang dilaksanakan di kota-kota besar di seluruh Indonesia.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1  Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelatif. Penelitian korelatif yaitu penelitian tentang hubungan antara variabel-variabelnya. 
3.2  Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1        Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus MAN IC Serpong.
3.2.2         Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012.
3.3  Populasi dan Sampel
3.3.1              Populasi
Seluruh siswi kelas XII  MAN IC Serpong yang berjumlah 60 orang
3.3.2              Sampel                       
Sampel yang diambil adalah sebanyak 30 orang dari 60 orang atau 50% dari populasi secara acak atau random sampling.
3.4  Teknik pengumpulan dan Analisis Data
3.4.1  Teknik Pengumpulan Data
1.      Angket atau kuisioner
Kuisioner berupa beberapa pertanyaan yang mendukung tema penelitian.  Sehingga dari data yang telah terkumpul dapat ditarik kesimpulan.
3.4.2              Tenik Analisis Data
Dari data yang sudah didapatkan, data dikelompokkan sesuai dengan pilihan yang terdapat  didalam kuisioner, dan hasil pengamatan. Kemudian, data-data tersebut diakumulasikan dan dihitung dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Hasil dari perhitungan menggunakan rumus disimpulkan dengan menggunakan skala yang telah ditentukan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Hasil Penelitian
Penulis menyebarkan 30 buah kuisioner kepada siswi kelas XII MAN ICS. Kuisioner dibagikan  menggunakan metode random sampling. 
 

4.2  Pebahasan
            Berdasarkan hasil perhitungan data di atas menunjukkan bahwa siswi yang menyapu dan mengepel koridor asrama  tanpa mengandalkan CS adalah 48,67%, ketergantungan siswi terhadap CS berada dalam taraf sedang. Siswi yang mengepel dan menyapu kamar tanpa mengandalkan CS sebanyak 90% ketergantungan berada dalam taraf rendah. Siswi yang membersihkan kamar mandi tanpa mengandalkan CS sebanyak  92%, memiliki ketergantungan yang rendah. Siswi yang membersihkan jendela kamar tanpa mengandalkan CS sebanyak  86%, ketergantungan berada dalam taraf rendah. Siswi yang membersihkan jedela selain jendela kamar tanpa mengandalkan CS sebanyak 45,3%, memiliki ketergantungan dalam skala sedang. siswi yang merapikan sendal tanpa mengandalkan CS adalah 74%, ketergantungan berada dalam taraf redah. Siswi yang  membuang sampah ke gedung Q tanpa mengandalkan CS adalah 25,3%, memiliki ketergantungan yang tinggi. Siswi yang   membuang sampah ke tempat sampah tanpa mengandalkan CS adalah 90%, ketergantungan berada dalam skala yang rendah.siswi yang  merapikan koran setelah membaca tanpa mengandalkan CS adalah 77,3%, ketergantungan berada dalam taraf rendah. Siswi yang  membersihkan sarang laba-laba di kamar tanpa mengandalkan CS adalah 78%, ketergantungan berada dalam skala rendah. siswi yang  membersihkan sarang laba-laba selain di kamar tanpa mengandalkan CS adalah 39,3%, ketergantungan berada dalam skala sedang. Siswi yang mencuci gorden tanpa mengandalkan CS adalah 68%, memiliki ketergantungan yang sedang. Siswi yang  mengepel di sekitar dispenser tanpa mnunggu CS adalah 32%, memiliki ketergantungan dalam taraf sedang. Hasil akhir dari akumulasi perhitungan tiap-tiap soal adalah 65,67%.
 

BAB V
PENUTUP
 
5.1     Kesimpulan
berdasarkan pembahasan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan siswi kelas XII MAN IC Serpong dalam hal kebersihan berada dalam kategori sedang.
5.2  Saran
1.      Para siswi seharusnya menyadari akan  pentingnya menjaga kebersihan.
2.      Keterlibatan CS dalam menjaga kebersihan seharusnya dikurangi.
3.      Siswi diharapkan dapat meningkatkan kemandiriannya dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Salim, Agus. 2007. Teori Sosiologi Klasik & Modern. Semarang: UPT  UNNES Press.

Prio, Titi. 2011. Sosiologi. Jakarta: Yudistira.

Sutiro, M.Pd.  2004. Penulisan Karya Ilmiah.Malang: Citra Mentari Group.

Darmawati, Nabila Edhiningtias. 2007. Psikologi-1 Karya Tulis Ilmiah. Serpong : MAN ICS.
Veloso,Bryan.PT.TERMINAL JASA.http://terminaljasa.wordpress.com/cleaning-service-2/  diunduh: selasa 16 agustus 2011  14:10
Karo Cyber Community.http://karodalnet.blogspot.com/2011/08/pengertian-siswa-pengertian-murid.html diunduh: kamis, 12 Januari 2012, 14:14
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan. diunduh: kamis, 12 Januari 2012, 14:25
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. diunduh: kamis, 12 Januari 2012, 14:20
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:4Cz4l4gySXYJ:id.wikipedia.org/wiki/Insan_Cendekia+profil+man+insan+cendekia+serpong&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id diunduh: kamis, 12 Januari 2012, 13:52



BIOGRAFI PENULIS


            Ana Pangesti, lahir di sebuah kota kecil di Jawa Tengan(Kebumen) pada 27 Oktober 1993. Sebagai anak terakhir dari 6 bersaudara.
            Pendidikannya dimulai dari TK Pertiwi dilanjutkan SDN 1 SUROTRUNAN, MTsN 1 KEBUMEN. Semua di kota yang sama. Nah, setelah itu, merantau ke serpong tangerang selatan. Disana ia bersekolah di MAN INSAN CENDEKIA SERPONG, sekolah yang didirikan oleh Bpk. BJ. Habibie. Sekarang sedang menjalani tahun terakhir.
            Anak kelahiran ini memiliki hoby yang bertolak belakang dengan teman-temannya yaitu lari. Namun hobinya ini sedikit terhambat karena faktor lingkungan. 


            Dewi Koirotul uyun, lahir di Pasuruan pada tanggal 18 Desember 1994. Ia memiliki kegemaran menggambar sejak usianya masih belia, didukung dengan hobi  kakaknya yang kreatif dalam menggamnar ,serta pernah menjuarai beberapa lomba menggambar ketika masih di bangku sekolah dasar.
            Perjalanan pendidikan Dewi berawal dari TK Darul Ulum 2 yang ditempuh dalam waktu satu tahun. Melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar di SDN PACARKELING 2 sambil menjalan pendidikan Al-Qur’an di TPQ Al-Ikhsan. Kemudian melanjutkan ke MTs Al-Yasini. Sekarang sedang menjalani pendidikan di MAN INSAN CENDEKIA SERPONG.