Minggu, 31 Juli 2016

PENCEMARAN LAUT OLEH BAHAN ORGANIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Oseanografi
Dosen Pengampu : Gentur Adi Tjahjono, S.Si

oleh: Ana Pangesti

BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal dengan negara kepulauan yaitu negara yang terdiri atas pulau-pulau. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan hamper 2/3 bangian. Daratan di Indonesia hanya 1/3 dari luas keseluruhan. Di dalam lautan terdapat berbagai macam makhluk hidup yaitu tumbuhan dan hewan laut.  Makhluk hidup laut atau sering disebut biota laut membutuhkan makanan dan tempat hidup yang sesuai. Namun, dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia menyebabkan aktivitas manusia semakin beragam. Tidak sedikit aktivitas manusia yang menimbulkan pencemaran air laut.
Pencemaran laut merupakan salah satu masalah yang mengancam bumi saat ini, dikarenakan semakin meningkatnya pola aktivitas penggunaan dan pemanfaatan kekayaan alam yang terkandung di lautan. Pola aktivitas tersebut bisa memberikan dampak berupa pelepasan zat-zat beracun dan berbahaya, pembuangan kotaoran dan sampah, kegiatan kapal, penggunaan instalasi dan peralatan untuk kegiatan eksplorasi sumber daya alam dari dasar laut dan tanah yang dibawahnya.
Salah satu pencemaran air laut adalah bahan organik. Bahan organik ada yang dapat terlarut dan tidak dapat terlarut. Jumlah bahan organik yang terlarut dalam air melebihi rata-rata bahan organik yang tidak terlarut. penggunaan bahan organik dalam jumlah banyak melebihi batas normal pada perairan laut menimbulkan pencemaran air laut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan menyusun paper dengan judul “Pencemaran Laut oleh Bahan Organik”.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pencemaran Air Laut
Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung ataupun tidak langsung bahanbahan atau energi ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai) yang menghasilkan akibat yang demikian buruknya sehingga merupakan kerugian terhadap kekayaan hayati, bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan lain-lain, penggunaan laut yang wajar, pemburukan dari pada kwalitas air laut dan menurunnya tempat-tempat pemukiman dan rekreasi (Kusumaatmadja:1978)
Pencemaran laut menurut Konvensi Hukum Laut 1982 adalah dimasukkanya secara langsung maupun tidak langsung oleh perbuatan manusia suatu substansi atau badan energi kedalam lingkungan laut yang menyebabkan bahaya bagi sumber daya alam hayati di laut, kesehatan manusia, rintangan melakukan kegiatan di laut dan mengurangi pemanfaatan dalam penggunaan lingkungan laut .
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2014 Pencemaran Laut adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan Laut oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan Laut yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian pencemaran air laut dapat disimpulkan bahwa pencemaran air laut adalah masuknya komponen-komponen ke dalam air laut yang menyebabkan perubahan air laut dan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan manusia, aktivitas manusia dan kehidupan pada perairan laut.


B.     Macam-macam Pencemaran Air Laut
Pencemaran Laut menurut UU No 32 Tahun 2014 meliputi:
1.      Pencemaran yang berasal dari daratan
2.      Pencemaran yang berasal dari kegiatan di laut
3.      pencemaran yang berasal dari kegiatan dari udara.
Pencemaran laut dapat dibedakan dalam lima kategori utama yaitu: (Ariando, dalam Tandayung:2012)
1.      Marine Pollution caused via the atmosphere by land based activities
Bukti-bukti ilmiah menunjukkan adanya tiga penyebab utama pencemaran laut golongan pertama ini, yaitu:
1)      Penggunaan berbagai macam synthethic chemical khususnya chlorinated hydrocarbons untuk pertanian.
2)      Pelepasan logam-logam berat seperti merkuri akibat proses industry atau lainnya.
3)      Pengotoran atmosfer oleh hydrocarbons minyak yang dihasilkan oleh penggunaan minyak bumi untuk menghasilkan energy.
2.      The disposal of domestic and industrial wastes
Pencemaran yang disebabkan oleh pengaliran limbah domestik atau limbah industry dari pantai, baik melalui sungai sewage outlets atau akibat dumping.
3.      Marine Pollution caused by radioactivity
Pencemaran laut karena adanya kegiatan-kegiatan radioaktif alam ataupun dari kegiatan-kegiatan manusia. Dua penyebab utamanya adalah percobaan senjata nuklir dan pembuangan limbah radioaktif termasuk pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan laut untuk kepentingan militer atau pembuangan alat-alat militer di laut.
4.      Ship- borne Pollutants
Pencemaran jenis ini dapat terdiri dari berbagai macam bentuk kapak dan muatan. Akan tetapi penyebab uamanyya adalah tumpahan minyak di laut, yang dapat dibedakan karena kegiatan kapal seperti pembuangan air ballast atau karena adanya kecelakaan kapal di laut, terutama apabila kecelakaan itu melibatkan kapal tanker.
5.      Pollution from offshore mineral production
Kegiatan penambangan di dasar laut, terutama apabila terjadi kebocoran pada instalasi penambangan dan pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Menurut ketentuan pasal-pasal dalam UNCLOS 1982 sumber-sumber pencemaran laut bisa berasal dari udara (pasal 212), perbuatan yang terjadi di darat (pasal 213), kegiatan penggalian sumber daya alam di dasar laut dan tanah dibawahnya (pasal 214), kapal-kapal atau instalasi-instalasi yang beroprasi di kawasan laut internasional (pasal 215), dan pembuangan kotoran dan sampah (dumping) yang diatur dalam pasal 216.
Pencemar air dapat menentukan indikator yang terjadi pada air lingkungan. Pencemar air dikelompokkan sebagai berikut: (Harmayani: 2007)
1.      Bahan buangan organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan semakin berkembangnya mikroorganisme dan mikroba patogen pun ikut juga berkembang biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
2.      Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi bersifat sadah karena mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg). Selain itu ion-ion tersebut dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen (As) dan air raksa (Hg) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
3.      Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air yang berupa sabun, bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga manusia.
C.    Bahan Organik
Bahan organik biasanya tersusun oleh unsure-unsur karbon, hydrogen dan oksigen serta dalam beberapa senyawa mengandung unsure N, S, P atau Fe (Gray, 2004). Bahan organik yang terdapat diperairan memiliki variasi bentuk senyawa yang sangat luas. Sebahian besar bahan tersebut bersumber dari hewan atau tumbuhan yang telah mati (Connell, 2005).
Bahan organik di perairan dapat berasal dari perairan itu sendiri maupun berasal dari ekosistem lain. Bahan organikyang masuk kedalam bentuk campuran antara bahan organik terlarut dengan bahan organik yang berpa partikel (Sunarto, 2003).
Bahan organik dalam air laut dapat dibagi atas dua bagian yaitu:
1.      Bahan organik terlarut dalam air laut
Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 μm. Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses metabolism dan hasil pembusukan. Sebagian besar bahan organik terlarut dalam air laut terdiri atas material yang kompleks dan sangat tahan terhadap penguraian bakteri.
Konsentrasi bahan organik berdasarkan variasi musim dan kedalaman adalah sebagai berikut:
a.       Variasi menurut musim
1)      Terjadi hanya pada daerah yang dipengaruhi musim
2)      Musim semi dan awal musim panas merupakan konsentrasi tertinggi (Ca1,8 mg/ l)
3)      Musim panas konsentrasi menurun
4)      Musim gugur – awal musim semi, konsentrasi sedikit menurun
b.      Variasi menurut kedalaman
1)      Permukaan, konsentrasi bahan organik karbon terlarut dan nitrogen paling tinggi
2)      Bagian bawah zona eufotik, konsentrasi mulai menurun dengan meningkatnya kedalaman dan terdapat perbedaan antra satu tempat dengan tempat lainnya tergantung pada produktivitas, ketersediaan heterotrof dan kondisi hidrografik.Pada kedalaman lebih besar dari 100 meter konsentrasi masih relatif konstan
3)      Pada perairan dalam, kandungan bahan organik karbon terlarut terlihat kecil tetapi signifikan dan berbeda menurut kedalaman. Perbedaan konsentrasi organik terlarut dengan nitrogen pada permukaan perairan sekitar 100 : 15 sampai 100 : 25.
2.      Bahan organik tidak terlarut dalam air laut
Bahan organik tidak terlarut dalam air laut berukuran lebih besar dari 0,5 μm. Pada lapisan permukaan air laut material organik tak terlarut ini berupa detritus dan fitoplankton. Pada zona eufotik konsentrasinya lebih tinggi dari lapoisan di bawahnya. Bahan organik tak terlarut ini berfungsi menyediakan makanan untuk organisme pada beberapa tingkatan tropik.
Sumber bahan organic tidak terlarut dalam air laut:
a.       Di bawah air sungai (4,2 – 109 gC/ l) berukuran lebih kecil dari rata-rata produksi primer di laut ( 4 – 1016 gC/ l).
b.      Sebagian besar particulate organic matter dilaut dihasilkan oleh beberapa organisme penghasil utama seperti fitoplankton, makroalga dan bakteri kemoautotrofik. Produksi utama ini dihasilkan oleh fotoautotrofik nanoplankton (berdiameter 2,0 – 20 μm).
c.       Sekitar 10 % dihasilkan dari tanaman dalam bentuk senyawa, berat molekulnya ringan seperti asam amino, asam trikarboksilik. Hasil ini dengan cepat dikonsumsi oleh bakteri.
d.      Hasil agregasi dan pengendapan dissolved organic matter dari laut.
e.       Pada subsurface dalam waktu tertentu butir-butir fecal zooplankton merupakan komponen yang terbesar dari bahan organik tak terlarut.
D.    Akibat Pencemaran Bahan Organik
Bahan organik yang masuk kedalam perairan laut yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Dampak masuknya limbah organik dari daratan  yang berlebihan menyebabkan tingkat kesuburan yang sangat tinggi. Tingginya tingkat kesuburan menimbulkan kejadian ledakan fitoplankton. Hal ini dapat mempengaruhi pada kematian ikan karena berkurangnya nilai oksigen yang terlarut.
Akibat pencemaran air laut oleh bahan organic antara lain:
1.      Degradasi lingkungan dan kehidupan bawah laut.
2.      Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati laut terancam
Dengan tercemarnya laut, terutama oleh bahan organik keanekaragaman hayati laut terancam, karena tempat hidup mereka tercemar oleh bahan organik dalam jumlah berlebih. Menurunya keanekaragaman hayati yang disebabkan tidak lagi mampu beradaptasi dengan lingkungan yang tercemar akan mempengaruhi terhadap kekayaan laut menjadi menurun.
3.      Penurunan perekonomian nelayan
Penurunan perekonomian nelayan menurun disebabkan oleh banyaknya ikan-ikan yang mati karena air laut yang tercemar. Hal ini menyebabkan penurunan tangkapan ikan oleh nelayan. Menurunya tangkapan ikan, penjualan ikanpun menjadi menurun. Perekonomian nelayan bergantung pada tangkapan ikan, apabila tangkapan ikan sedikit berpengaruh terhadap penghasilan yang menjadi menurun.
4.      Mempengaruhi sektor pariwisata pesisir dan laut
Perairan laut yang sudah tercemar berpengaruh terhadap sektor pariwisata yaitu menurunya jumlah pengunjung. Tujuan pengunjung berpariwisata ke laut untuk menikmati keindahan alam laut. Apabila keindahan laut berubah karena tercemar, pengunjungpun enggan untuk berkunjung.

E.     Penanggulangan Pencemaran Air Laut oleh Bahan Organik
Dalam UU No 32 Tahun 2014 Pelindungan Lingkungan Laut adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan Sumber Daya Kelautan dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di Laut yang meliputi konservasi Laut, pengendalian pencemaran Laut, penanggulangan bencana Kelautan, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta kerusakan dan bencana.
Dalam mengantisipasi Pencemaran Laut dan bencana Kelautan, Pemerintah menetapkan kebijakan penanggulangan dampak Pencemaran Laut dan bencana Kelautan. Kebijakan penanggulangan dampak Pencemaran Laut dan bencana Kelautan dapat dilakukan melalui:
1.      Pengembangan sistem mitigasi bencana
2.      Pengembangan sistem peringatan dini (early warning system)
3.      Pengembangan sistem pengendalian pencemaran Laut dan kerusakan ekosistem Laut
Pencemaran air laut oleh bahan organik dapat di kurangi dengan aktivitas manusia di daratan, karena bahan organik yang menumpuk di perairan laut berasal dari aktivitas manusia di daratan. Hal ini perlu kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Dibuatnya peraturan tidak akan berpengaruh apabila masyaraknya sendiri tidak sadar.
Contoh peran masyarakat dalam rangka mengurangi pencemaran laut oleh bahan organik:
1.      Penggunaan pupuk untuk pertanian secukupnya.
Petani pada umumnya memperbanyak pupuk terutama pada tanaman padi. Dengan tujuan agar padi dapat tumbuh menjadi lebih subur apabila diberi pupuk dalam jumlah yang besar. Banyak petani yang belum mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh penggunakan pupuk yang berlebihan. Sehingga petani tidak dapat disalahkan apabila menggunakan pupuk secara berlebihan. Peran pemerintah untuk mensosialisasikan mengenai hal tersebut kepada petani supaya menggunakan pupuk secukupnya. Karena penggunaan pupuk yang berlebihan dapat berdampak sampai pada laut menjadi tercemar.
2.      Pengurangan limbah industri rumah tangga
Industry rumah tangga yang paling banyak adalah busa detergen. Masyarakat membuang busa deerjen hasil mencuci ke sungai, dari sungai mengalir ke laut. Hal ini yang menyebabkan terjadinya pencemaran air laut.  Pengurangan limbah industry dapat dilkukan dengan menggunakan detergen yang aman pada lingkungan dan dapat di uraikan pada air.
3.      Membuang sampah pada pembuangan sampah
Sampah yang berasal dari masyarakat tidak sedikit yang dibuang ke sungai-sungai. Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempat yang seharusnya.selain itu pembuangan samapah tidak dipisahkan antara yang organik dan non organik.

BAB III
KESIMPULAN
1.      Pencemaran air laut adalah masuknya komponen-komponen ke dalam air laut yang menyebabkan perubahan air laut dan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan manusia, aktivitas manusia dan kehidupan pada perairan laut.
2.      Macam-macam pencemaran air laut berasal dari darat, laut dan udara.
3.      Bahan organik merupakan salah satu penyebab pencemaran laut.
4.      Akibat pencemaran laut oleh bahan organik sebagiab besar berasal dari aktivitas manusia di daratan.
Penanggulangan pencemaran laut oleh bahan organik dilakukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah berperan untuk membantu menyadarkan kesadaran masyarakat terhadap aktivitas yang menimbulkan pencemaran air laut.

DAFTAR PUSTAKA
Connell, DW. 2005. BasicConcepts of Environmental Chemistry, 2 Edition. CRC Press, Taylor & Francis Group. USA

Gray, NF. 2004. Biology of Wastewater Treatment, 2 Edition. Imperial College Press. London

Harmayani, Kadek Diana, dan Konsukartha, I G.M. 2007. Pencemaran air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik di Lingkungan Kumuh. Jurnal Permukiman Natah. Fakultas Teknik Universitas Udayana. Vol 5 No. 2 Agustus 2007: 62-108

Konvensi Hukum Laut 1982

Kusumaatmadja, Mohtar. 1978. Bungai Rampai Hukum Laut. Jakarta: Bina Cipta

Sunarto. 2003. Peran Dekomposisi dalam Proses Produksi pada Ekosistem Laut. http://tomautou.net/702 07134/sunarto.edf

Tandayung, Ndaru Adji. 2012. Tinjauan Yuridis atas Pencemaran di Laut Timor Berdasarkan Hukum Internasional. Skripsi. Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret

UU No 32 Tahun 2014 tentang Kelautan

UNCLOS (United Nations Convention on Law Of The Sea) 1982

Tidak ada komentar: