MAKALAH
BIOMA TROPIS DAN SUB TROPIS
(Hutan Hujan Tropis, Savana, Padang Rumput, Gurun,
Chaparral)
Tugas
ini disusun guna mememnuhi tugas Mata Kuliah Biogeografi
Pengampu
oleh : Drs. Sarwono M.Si
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2A
1.
Alief Bagas Oktavianto K5412005
2.
Ana Pangesti K5412008
3.
Ari Whudian K5412013
4. Bima Sigit Kuspriyadi K5412020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bumi
merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan serta beraneka ragam
macamnya, dari makhluk hidup yang paling kecil sampai makhluk hidup yang besar.
Lapisan di bumi yang mendukung kehidupan flora dan fauna meliputi lithosfer,
hidrosfer dan atmosfer.
Salah
satu cabang geografi “biogeografi”
atau “geografi-biologi” mempelajari
tentang keanekaragaman hayati secara spasial pada saat yang lalu dan saat ini. Biogeografi pada umumnya di bagi atas fitogeografi dan zoogeografi. Fitogeografi
mempelajari deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk
semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, ilkim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya. Zoogeografi
mempelajari deskripsi perbedaan fenomena distribusi hewan atau fauna di bumi
beserta faktor-faktor pengarunya.
Bioma
merupakan bentang lahan yang memiliki karakteristik khas yang berdasarkan
keadaan iklimnya di dominasi oleh flora dan fauna tertentu. Terdapat tiga tipe
pembagian bioma, (1) tipe bioma tropis dan sub tropis, (2) tipe bioma daerah
iklim sedang, dan (3) tipe bioma kutub atau pegunungan tinggi. Flora dan fauna
di kaji oleh banyak ilmu. Pada makalah kali ini akan di bahas lebih jauh
mengenai flora dan fauna yang dipengaruhi oleh keadaan iklim yaitu bioma khususnya pada bioma iklim tropis dan
subtropis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian bioma ?
2.
Apa saja faktor penyebaran
bioma ?
3.
Apa ciri-ciri bioma tropis dan
subtropis ?
4.
Masalah apa yang terjadi pada
bioma ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa itu bioma
2.
Mengetahui faktor penyebaran
bioma
3.
Mengetahui cirri-ciri bioma
tropis dan subtropics
4.
Mengetahui masalah pada bioma
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian bioma
Biosfer
merupakan system kehidupan yang paling besar karena terdiri atas gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan spaira yang berarti lingkungan/ lapisan.
Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup yang meliputi lithosfer,
hidrosfer dan atmosfer dimana ketiganya saling berinteraksi membentuk suatu
tempat di temukannya kehidupan di bumi.
Dalam
kamus geografi yang di susun oleh Ratna, Dkk. menjelaskan bahwa bioma adalah
bentang lahan yang memiliki karakteristik khas yang berdasarkan keadaan
iklimnya di dominasi oleh flora dan fauna tertentu. Bioma merupakan Ekosistem
darat dalam skala luas yang memiliki struktur vegetasi dominan. Penyebaran
bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang, dan ketinggian
letak dari permukaan laut.
Sebuah
bioma adalah sekelompok ekosistem daratan pada sebuah benua yang mempunyai
struktur dan fiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama, dan
memepunyai karakteristik hewan yang sama pula (Soejiran, Dkk. 1990: 53). Bioma menurut Charles Kendrich dalam
Waluya (2011: 3) di artikan sebagai unit-unit geografis yang besar,
perbedaannya di dasarkan pada tipe-tipe klimaks atau dominan vegetasi
(tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang. Bioma bisa pula disebut sebagai
habitat flora dan fauna yang sangat luas.
Dari
pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa bioma adalah bentang lahan
luas, memiliki struktur dan fiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan
yang sama, dan memepunyai karakteristik yang khas yang di pengaruhi oleh
keadaan iklim, serta di dominasi oleh flora dan fauna tertentu.
Sistem penamaan bioma umumnya di dasarkan atas
vegetasi utama yang mendominasi suatu wilayah di bawah pengaruh iklim.
Ciri-ciri umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut ini
(Waluya, 2011: 5) :
1. Bioma merupakan komunitas klimaks,
artinya di wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasi utama yang
mendominasi kawasan itu, misalnya hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan
konifer), atau padang rumput.
2.
Bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur lingkungan,
yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut (biota).
3. Bioma merupakan komunitas (satuan
kehidupan) yang cukup mantap dalam periode waktu yang lama, kecuali terjadi
suatu kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas, misalnya bencana
alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan oleh
manusia.
4.
Suatu jenis bioma dapat dengan mudah dikenali dengan melihat petunjuk
vegetasi utamanya (vegetasi klimaks).
5.
Bioma biasanya menempati wilayah yang luas
B.
Faktor-faktor Penyebaran Bioma di Dunia
Terbentuknya
bioma di dukung dari satu faktor utama yaitu faktor iklim dan faktor lainnya
seperti curah hujan, lamanya sinar matahari menyinari daerah tersebut sehingga
membentuk sebuah bioma yang memiliki karakteristik hewan dan tumbuhan yang
tinggal di suatu lingkungan geografis tertentu.
Faktor yang menentukan persebaran Bioma
di dunia :
1.
Pola iklim, yang berkaitan
dengan letak lintang dan curah hujan.
2.
Tipe-tipe tanah
3.
Keadaan geologi masa lampau dan
evolusi.
4.
Relief atau topografi
A.
Ciri-ciri Bioma Tropis dan Subtropis (Hutan Hujan Tropik, Savana, Padang Rumput, Gurun, Chaparral)
Pada
makalah ini akan dijelaskan mengenai tipe bioma hutan hujan tropis, savana, padang rumput, gurun dan chaparral.
1.
Hutan Hujan Tropis
Terdapat di daerah tropis yang basah dengan
curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, seperti di Amerika Tengah
dan Selatan, Afrika, Asia Tenggara, Indonesia dan Australia Timur laut. Dalam
hutan ini pohon-pohonnya tinggi, dan pada umumnya berdaun lebar dan selalu
hijau, jumlah jenis besar. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat
berkayu liana yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi, dan
epifit (seperti paku-pakuan, anggrek dan lain-lain) yang biasa tumbuh pada
pohon-pohon. Hutan ini kaya akan jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata.
Ciri-ciri bioma hutan hujan tropis antara lain :
1.
Curah hujan sangat tinggi,
lebih dari 2.000 mm/ tahun
2.
Pohon-pohon utama memiliki
ketinggian antara 20 – 40 m.
3.
Cabang pohon berdaun lebat dan
lebar hingga membentuk tudung (kanopi) serta selalu hijau sepanjang tahun
4.
Mendapat sinar matahari yang
cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
5.
Mempunyai iklim mikro di
lingkungan sekitar permukaan tanah/ di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon
besar yang membentuk tudung)
6.
Memiliki suhu dan kelembapan
tinggi/ besar, suhu sepanjang hari sekitar 25 - 30o C
7.
Memiliki kelembapan udara yang tinggi
8.
Memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi, ditunjukan dengan
species pepohonan yang relative banyak serta jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
9.
Memiliki tumbuhan jenis liana
(merambat) dan epifit (menumpang)
Karena pohon-pohon
yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering tergenang oleh air,
maka hewan yang banyak hidup di daerah
hutan hujan ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata.
1.
Bioma Padang Rumput
Padang
rumput dibedakan dalam 2 bagian:
a. Padang rumput tropis (savanna)
Savana adalah padang rumput tropis yang ditumbuhi
oleh pohon-pohon yang besar dan banyak terdapat di Afrika yang menjadi habitat
hewan merumput (grazing animals).
Savana terdapat pula di Australia, Amerika dan Asia Selatan tetapi tidak begitu
ekstensif, di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian
tenggara. Savana biasanya merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang
rumput. Di beberapa daerah yang tidak begitu kering savana mungkin terjadi
karena keadaan tanah dan atau kebakaran yang berulang bekan disebabkan oleh
keadaan. Savana memiliki curah hujan antara 600 – 1200 mm per tahun: didominasi oleh
species rumput dan beberapa species pohon yang tumbuh cepat (Acacia).
Komunitas hewan berupa: hewan herbivora meliputi: grazer (zebra, banteng, dan gazelle), dan browser (im pala, badak, dan jerapah). Hewan
carnivora (cheetah,
hyena, singa)
Ciri-ciri bioma
savanna:
1)
Bersuhu panas sepanjang tahun
2)
Curah hujan rendah
3)
Hujan terjadi secara musiman dan menjadi factor penting bagi terbentuknya
savanna
4)
Savana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke
daerah yan intensitas hujannya makin rendah
5)
Savana akan berubah menjadi hutan hujan tropis apabila mengarah ke
daerah yang intensitas hujannya makin tinggi
a. Padang rumput iklim sedang (temperate
grasslands)
Padang rumput iklim sedang mencakup
apa yangdisebut prairie, plain dan padang rumput gurun (desert grassland) di Amerika Serikat, steppe
di Eropa dan Asia, veldt di
Afrika dan pampas di Amerika Selatan.
Meskipun di padang rumput ini hanya ada satu stratum, tetapi keanekaragaman
jenis mungkin tinggi jika dibandingkan dengan ekabanyakan hutan. Padang rumput
iklim sedang memiliki curah hujan antara 250 – 600 mm per tahun, dicirikan dengan species
rumput dan perennial berdaun lebar. Komunitas fauna: hewan grazer yang
bermigrasi, mamalia yang menggali tanah dan predatornya.
1.
Bioma gurun
Gurun terdapat di semua benua dan mencakup
bermacam-macam komunitas. Gurun dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.
Gurun tropis dan subtropics,
yang dipengaruhi oleh iklim lautan subtropics, beberapa di antaranya mempunyai
tumbuhan yang sedikit sekali.
b.
Gurun iklim sedang (temperate desert), yang dikuasai oleh
perdu-perdu kreosot terdapat di Amerika Utara. Di Amerika Utara bagian selatan
terdapat gurun Sonara. Gurun ini mempunyai jenis yang lebih beranekaragam.
c.
Semak-semak gurun iklim sedang
yang dingin (cool temperate desert scrub),
banyak terdapat di Amerika Serikat dan Asia.
d.
Gurun pegunungan tinggi dan
kutub utara (alpine and arctic desert)
yang terjadi karena pengaruh dingin yang ekstrim pada ketinggian dan lintang
tinggi.
Kekurangan air dan fluktuasi
temperatur yang ekstrim telah membuat bioma gurun menjadi lingkungan yang unik.
Lokasi gurun tergantung pada dua faktor, yaitu : garis lintang dan pola angin
global. Kebanyakan gurun terletak antara lintang 15o dan 35o,
Utara dan Selatan khatulistiwa. Dalam hal pola angin global, sebagian besar
gurun terletak di dalam angin sabuk tenggara dan timur laut. Karena arah
pergerakan angin di wilayah ini, tanah menerima udara kering karena kelembaban
telah hilang sebelum udara sampai ke tanah. Gurun terbesar di dunia adalah
Gurun Sahara di Afrika. Gurun ini membentang lebih dari lebih dari sepuluh
negara Afrika. Di Amerika Serikat, gurun terbesar adalah Gurun Besar Basin.
Gurun Basin bukanlah gurun seperti pada umumnya karena gurun ini dilapisi oleh
salju.
Umumnya, gurun didefinisikan sebagai
daerah yang menerima kurang dari 10 inci atau 25 sentimeter curah hujan per
tahun, curah hujannya termasuk rendah. Meskipun sebagian besar dari kita
berpikir gurun sebagai tempat yang tidak mendapatkan banyak hujan, curah hujan
yang diterima di gurun bisa dalam bentuk hujan atau salju. Gurun yang menerima
hujan sebagai bentuk utama curah hujan mereka disebut sebagai gurun panas,
sementara gurun yang menerima salju sebagai bentuk utama mereka curah hujan
gurun dingin.
Suhu gurun juga dikatakan unik, karena kebanyakan padang pasir yang
lebih panas di siang hari maka akan lebih dingin pada malam hari, perbedaan
suhunyapun cukup drastis. Suhu rata-rata siang hari adalah 100° F, sedangkan
pada malam hari suhu rata-rata adalah 25° F.
Terbatasnya jumlah hujan dan fluktuasi
temperatur harian yang ekstrim membuat tanaman sangat sulit untuk hidup di
padang pasir. Jenis tanaman umum yang ditemukan antara lain kaktus, kurma,
semak-semak kecil, dan rumput. Beberapa adaptasi tanaman pada bioma gurun yang
paling umum termasuk menyimpan air di daun atau batang, memiliki beberapa daun
atau lilin penutup pada daun untuk mengurangi kehilangan air, dan memiliki akar
panjang yang dapat menembus permukaan air dalam.
Hewan
yang terdapat pada bioma gurun adalah hewan amfibi (seperti kodok) dan reptil
(termasuk ular derik dan kadal), yang sering terlihat berlarian di gurun. Gurun
juga merupakan tempat tinggal bagi beberapa burung besar seperti buletin dan
burung unta. Mamalia yang ditemukan di padang pasir sering berukuran kecil dan cepat
seperti rubah, tikus, kelinci, dan hyena.
Contoh adaptasi hewan pada bioma
gurun antara lain, banyak hewan gurun yang memiliki warna cerah, yang
memungkinkan mereka untuk menyerap lebih sedikit panas dari matahari. Hewan
lain membuat liang bawah tanah untuk menghindari panas langsung dari matahari.
Gurun sering tampak tandus dan kekosongan dari kehidupan hewan siang hari
karena banyak hewan menghindari panas dengan menghindari aktif pada siang hari
dan aktif di malam hari.
Meskipun air adalah dasar dari
kehidupan dan semua kehidupan tergantung pada air, kekurangan air dan fluktuasi
temperatur yang ekstrim telah membuat bioma gurun menjadi lingkungan yang unik.
Karena lingkungan yang keras, tanaman gurun dan hewan telah mengembangkan
adaptasi khusus untuk bertahan hidup dan berkembang di habitat ini.
1.
Bioma Chaparral (Semak Belukar)
Bioma chaparral memiliki distribusi spasial
yang sangat spesifik. Hal ini ditemukan di zona sempit antara 32 dan 40 °
lintang Utara dan Selatan di pantai barat benua. Daerah ini memiliki iklim
kering karena dominasi dari zona tekanan tinggi subtropis selama musim gugur,
musim panas, dan musim semi. Air hujan jatuh terutama pada bulan-bulan musim
dingin karena gerakan musiman depan kutub dan terkait lintang pertengahan badai
siklon. Rata-rata tahunan berkisar dari sekitar 300-750 milimeter dan sebagian
besar dari hujan ini jatuh dalam waktu antara 2 sampai 4 bulan lama. Sebagai
hasil dari iklim, vegetasi yang mendiami bioma ini menunjukkan sejumlah
adaptasi untuk menahan kekeringan dan kebakaran. Pohon dan semak yang hidup di
zona ini cenderung kecil dengan daun cemara keras. Tanaman dalam chaparral yang
tidak menjatuhkan daun-daunnya pada musim kemarau karena biaya penggantian.
Iklim kering memperlambat laju dekomposisi daun dalam tanah. Akibatnya, tanaman
yang tumbuh di bioma ini tidak memiliki nutrisi yang tersedia untuk penyerapan
untuk menghasilkan daun baru ketika musim hujan dimulai. Sebaliknya, tanaman
dari chaparral mengembangkan daun yang dapat menahan kondisi kering. Spesies
Perwakilan chaparral termasuk gabus, zaitun, kayu putih, arbutus, akasia,
maritim pinus dan lain-lain. Banyak spesies tanaman memiliki duri untuk
melindungi mereka dari kerusakan. Bioma ini kadang-kadang juga disebut semak
belukar Mediterania atau hutan sklerofil.
A.
Permasalahan yang terjadi dalam bioma
Sejak
beberapa dekade terakhir ini, organisasi PBB untuk memerangi penggurunan, terus
berusaha keras untuk mencegah meluasnya gurun pasir. Sejauh ini manusia melihat
gurun pasir sebagai ancaman ekologi. Bukannya sebagai kesatuan ekologi global.
Keberadaan gurun pasir, seperti juga kutub utara dan selatan, terbukti
menciptakan sistem cuaca dan iklim global. Jika tidak ada gurun Sahara di
Afrika, maka Eropa tidak akan mengalami musim panas. Jika tidak ada gurun Gobi
di Cina, tidak akan ada kawasan subur di Korea dan Amerika Utara. Gurun dan
kutub, dua ekosistem alam yang sifatnya berlawanan, ternyata menjadi mesin
iklim raksasa bagi Bumi.
Sekitar
170 tahun lalu, pencetus teori evolusi, Charles Darwin melaporkan hujan debu
pasir di kawasan Cape Verde, antara benua Afrika dan Amerika. Pada saat itu,
Darwin berada di atas kapal penelitian Inggris, Beagle, yang berlayar ratusan
kilometer dari benua Afrika. Juga kapal-kapal lainnya, yang sedang berlayar,
bahkan ribuan kilometer dari Afrika melaporkan fenomena yang sama. Sekarang
pada ahli merasa tertarik dengan fenomena yang dilaporkan Darwin 170 tahun
lalu. Penelitian menunjukan, debu pasir dari kawasan gurun ternyata membentuk
ekosistem global dan mempengaruhi keberadaan makhluk hidup.
Pengamatan
satelit menunjukan terjadinya pergerakan debu gurun secara global. Setiap
tahunnya, sekitar dua milyar ton debu gurun berpindah tempat melalui atmosfir
Bumi. Misalnya saja debu pasir dari gurun Sahara di Afrika, bergerak sampai ke
kepulauan Karibia dan Amerika Selatan. Dalam waktu hanya sepekan, debu pasir
berukuran sepeseribu milimeter dari Sahara dapat mencapai Karibia. Para ahli
memperkirakan, hampir seluruh lapisan tanah subur di Karibia berasal dari gurun
Sahara. Sementara debu pasir dari gurun Gobi di Cina bergerak sampai ke Amerika
Utara dan dari kawasan Sahel di Afrika bergerak sampai Eropa tengah.
Tentu
saja pergerakan debu pasir gurun ini berdampak positif dan negatif. Debu pasir
gurun sahara yang jatuh di kawasan hutan Amazon, menjadi medium subur bagi
tanaman efifit seperti misalnya Bromelia. Setiap tahunnya, sekitar 17 juta ton
debu pasir dari gurun Sahara jatuh di kawasan rimba tropis Amazon di Amerika
Selatan. Debu pasir gurun ini kaya akan mineral, bahan makanan, bibit tanaman
dan juga sisa bangkai binatang. Juga debu pasir dari gurun Gobi di Cina
memiliki fungsi serupa bagi flora dan fauna di kepulauan Hawaii.
Selain
membuat subur tanah, terbukti pula tanaman asing yang dibawa debu gurun dapat
mematikan flora dan fauna lokal. Misalnya saja kematian terumbu karang dalam
skala luas di kawasan Karibia disebabkan oleh debu gurun ini. Gene Shinn dari
lembaga penelitian geologi AS-USGS, menarik kesimpulan tsb setelah melakukan
penelitian cukup lama. USGS sudah meneliti fenomena musnahnya terumbu karang di
Karibia sejak 40 tahun lalu. Yang membuat mereka heran, adalah kemusnahan
terumbu karang yang hampir bersamaan di Karibia, Barbados dan Florida. Yang
juga menarik, landak laut ikut musnah hampir secara bersamaan. Artinya, ada
penyebab global dan bukannya bencana lokal.
Penelitian
lebih lanjut menunjukan, musnahnya terumbu karang dan landak laut terjadi
hampir serentak mulai tahun 1983. Penyebabnya sama, yakni akibat serangan
sejenis jamur racun, yang berasal dari Afrika. Biasanya jamur racun ini tidak
dapat hidup di dalam laut. Akan tetapi penelitian menggunakan citra satelit
menunjukan, pada tahun 1983, 1987 dan 1993 volume debu pasir gurun yang
bergerak ke seluruh dunia meningkat hampir tiga kali lipat. Akibat volume yang
cukup besar itulah, jamur racun masih tetap hidup dalam sedimen pasir gurun di
laut dan menyerang terumbu karang.
Pakar
mikrobiologi dari USGS, Dale Griffin juga melakukan penelitian bahaya debu
pasir gurun itu terhadap kesehatan manusia. Disebutkannya, sejak 15 tahun
terakhir ini, debu dari gurun pasir menjadi lebih berbahaya akibat aktivitas
manusia. Dahulu, debu gurun hanya terdiri dari mineral, unsur makanan bagi
tumbuhan, sisa bangkai binatang dan tanaman. Namun dalam dasawarsa terakhir,
debu gurun juga mengandung bahan berbahaya Dioxin. Penyebabnya adalah aktivitas
manusia di kawasan gurun, yang mengikuti cara hidup modern dan memproduki cukup
banyak sampah plastik. Untuk memusnahkan sampah plastik ini, mereka membakarnya
tanpa menyadari bahaya Dioxin yang muncul.
Juga
masih diizinkannya penggunaan racun anti hama DDT di sebagian Afrika dan Asia,
menyebabkan pergerakan cemaran DDT ke seluruh dunia. Jika terjadi serangan
belalang atau hama lainnya di Afrika atau Asia, kebanyakan pemerintahnya masih
mengizinkan penggunaan DDT, untuk membasmi hama. Walaupun di AS, Kanada dan
Eropa barat DDT sudah dilarang, namun sisa pestisida berbahaya ini masih dapat
dilacak. Debu gurun lah yang membawanya ke kawasan ini. Ibaratnya melempar
bumerang, warga dan industri di AS dan Eropa terkena dampak baliknya.
Jadi
bagaikan pisau bermata dua, debu pasir dari gurun di dunia, dapat berdampak
positif maupun negatif. Bagi tanaman di rimba tropis Amazona atau di hutan
kutub Kanada, debu gurun pasir yang kaya mineral dan unsur makanan, membuat
hutan bertambah subur. Namun juga tanaman ganggang pengganggu di kawasan pantai
barat Florida, mendapat berkah dari debu gurun pasir yang kaya mineral.
Ganggang beracun berkembang biak amat pesat. Sebagai dampaknya, ganggang atau
plankton makanan ikan dan mamalia laut musnah. Terakhir ikan, burung dan
mamalia laut yang cukup besar juga musnah, akibat musnahnya makanan mereka. Hal
itu menunjukan, ekosistem dunia memang harus dipahami secara global, agar kita
juga mengerti dampak timbal baliknya secara global.
Bioma Savana
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bioma adalah bentang lahan
luas, memiliki struktur dan fiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan
yang sama, dan memepunyai karakteristik yang khas yang di pengaruhi oleh
keadaan iklim, serta di dominasi oleh flora dan fauna tertentu.
2.
Faktor utama pembentuk bioma yaitu
faktor iklim dan faktor lain seperti curah hujan, lamanya penyiinaran matahari
pada suatu daerah. Sedangkan faktor yang menentukan persebaran Bioma di dunia ialah
Pola iklim, yang berkaitan dengan letak lintang dan curah hujan; Tipe-tipe
tanah; Keadaan geologi masa lampau dan
evolusi; serta Relief atau topografi.
3.
Bioma Tropis dan Subtropis
a.
Hutan Hujan Tropis terdapat di
daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang
tahun, seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Asia Tenggara, Indonesia
dan Australia Timur laut. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/ tahun
b.
Biomo Padang Rumput dibedakan
menjadi 2, yaitu Padang rumput tropis (savanna) dan Padang rumput iklim sedang.
c.
Bioma Gurun dapat dibedakan
menjadi 4, yaitu: Gurun tropis dan subtropics, Gurun iklim sedang (temperate desert), Semak-semak gurun
iklim sedang yang dingin (cool temperate
desert scrub), Gurun pegunungan tinggi dan kutub utara (alpine and arctic desert).
d.
Bioma chaparral memiliki
distribusi spasial yang sangat spesifik. Hal ini ditemukan di zona sempit
antara 32 dan 40 ° lintang Utara dan Selatan di pantai barat benua.
4.
Belakangan ini manusia
menganggap gurun pasir sebagai ancaman ekologi, bukannya sebagai kesatuan
ekologi global. Keberadaan gurun pasir, seperti juga kutub utara dan selatan,
terbukti menciptakan sistem cuaca dan iklim global.
DAFTAR PUSTAKA
Ratna, Dkk. 2012. Kamus
Geografi. Surakarta : Aksara Sinergi Media.
Soedjiran, Dkk. 1990. Pengantar Ekologi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Zaenuddin. 2008. Pengantar
Ekolologi. Bandung : Penerbit Remadja Karya CV.
Anonim 1. http://rustawanketut.blogspot.com/2013/04/ekosistem-darat.html
di Akses pada pukul 17.00 Senin 12 Oktober 2014.
Anonim 2. http://amaliareinindaaprialita.blogspot.com/2011/09/fungsi-gurun.html
di Akses pada pukul 17.30 Senin 12 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar