Rabu, 28 November 2012

MASYARAKAT MADANI


A.    Pengertian
·         Terminologi  Klasik     : “madinah” artinya “kota”sehingga dapat diartikan masyarakat kota
·         Definisi                        :masyarakat berbudi luhur atau berakhlak mulia

B.    Karakteristik Masyarakat Madani
Ø  Menurut Nurcholis Madjid
Masyarakat madani warisan Nabi SAW, bercirikan:
a)      Egaliterisme
b)      Penghargaan kepada orang yang berprestasi
c)      Keterbukaan partisipasi seluruh annggota masyarakat
d)      Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan, bukan berdasarkan keturunan, hanya berlangsung selama 30 tahunan masa khulafa al-rasyidin
C.     Masyarakat Madani Di Indonesia
Bangsa Indonesia memiliki semua kelengkapan untuk membangun masyarakat  madani. Perspektif masyarakat madani di Indonesia dapat dirumuskan secara sederhana, yaitu membangun masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratif dengan landasan taqwa kepada Allah SWT dalam arti semangat Ketuhanan Yang Maha Esa. Ditambah legalnya nilai-nilai hubungan sosial yang luhur, seperti toleransi dan juga kemajemukan merupakan kelanjutan nilai-nilai keadaban sebab toleransi dan kemajemukan adalah wujud ikatan keadaban.

Di Indonesia, kemajemukan dalam keberagaman dapat dibagi menjadi 3 zaman perkembangannya:
1.      Kemajuan cikal-bakal
Kemajemukan yang relatif stabil karena kemajemukan suku dan masyarakat pada umumnya masih berada dalam taraf statis.
2.      Kemajemukan kompetitif
Kira- kira mulai abad 13 ketika agama islam mulai berkembang di Indonesia dan kemudia disusul dengan kedatangan agama Barat atau agama Kristen abad 15. Ketika penjajah datang dengan konsep “God, Gold, and Glory ”, persaingan antara islam dan kristen terus  berlangsung hingga akhir abad 19

3.      Kemajemukan Modern atau pluralisme organik
Di awal abad 20, puncak dominasi Belanda atas wilayah nusantara tercapai dengan didirikannya “negara” Nederland Indie.  Kenyataan negara ini menjadi sebuah kesatuan organik yang memiliki satu pusat pemerintahan yang mengatur kehidupan berdasarkan hukum dan pusat kekuasaan yang riil. Pluralisme SARA memang diperlemah, disegregasikan, dan dibuat terfragmentasi demi kepentingan Belanda.

Setelah Indonesia mencapai kestabilan politik , sosial, dan ekonomi, kemajemukan tersebut selama ini dapat dibingkai dengan Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian, konsep masyarakat madani ini dapat disinergikan menjadi kekuatan yang sangat besar , khususnya dalam mengembangkan demokrasi.