tanah merupakan sistem polifasa, sarang,
dan dispers.
Susunan kimia tanah
sangat bervariasi bergantung ke pada
bahan induk, iklim, proses pembentukan, tempat (topografi) terbentuk, vegetasi
dan budidaya/ pengelolaan manusia.
Sebagai sistem
polifasa, fasa padat tanah tersusun
oleh mineral-mineral primer dan sekunder
berupa zarah pasir, debu,lempung .
Secara kimia fasa padat tersebut terdiri senyawa-senyawa kimia dari banyak unsur.
Sarang merupakan tanah
yang gembur .
Tahun 1907, ostwald,
mengemukakan istilah terdispersi bagi zat yang terdispersi dalam medium
pendispersi. Analogi dalam larutan, fase terdispersi adalah zat terlarut
sedangkan medium pendispersi adalah zat pelarut. Larutan merupakan sistem
dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan
antara partikel dispersi dan pendispersi. Sistem dispersi adalah tanah terdiri
atas unit-unit kecil, kemudian bergabung menjadi lebih besar.
tekstur tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian
tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut
bahan kasar . ukuran tanah dibedakan menjadi tiga yaitu:
pasir : 2mm - 0,05mm
debu : 50 u – 2 u
liat : kurang dari 2 u
pasir : 2mm - 0,05mm
debu : 50 u – 2 u
liat : kurang dari 2 u
Pasir/Sand Debu/Silt Lempung/Clay
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah atau yang menunjukkan perbandingan
fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir.
Fraksi dominan dari ketiga fraksi tanah tersebut adalah yang menunjukkan tekstur tanah.
tekstur
tanah secara kuantitatif
Secara Kuantitatif pengukuran tekstur tanah dilakukan
di sebuah laboraturium. Pengukuran dilakukan dengan hasil akhir berupa persentase
perbandingan antar fraksi sand, silt dan clay.
Setelah diperoleh persentase perbandingan antar fraksi kemudian
dicocokkan degan segitiga tekstur tanah.
Contoh: disediakan 2
jenis tanah yang akan diteliti. Kemudian dilakukan pengukuran dan dianalisis
tiap-tiap jenis tanah Hasil akhirnya
adalah presentase perbandingan. Misal hasilnya tanah jenis satu dan dua setelah
di cocokan dengan segitiga tekstur adalah lempung berpasir dan debu halus.
hubungan tekstur tanah dengan permeabilitas tanah.
Tekstur tanah ialah sifat
fisik tanah yang menyatakan kasar halusnya tanah atau yang menunjukkan
perbandingan fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir.
Tekstur tanah menunjukkan fraksi dominan dari ketiga fraksi tanah tersebut. Sedangkan permeabilitas yaitu cepat / lambatnya air merembas kedalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro, baik kearah horizontal maupun kearah vertikal.
Tekstur tanah menunjukkan fraksi dominan dari ketiga fraksi tanah tersebut. Sedangkan permeabilitas yaitu cepat / lambatnya air merembas kedalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro, baik kearah horizontal maupun kearah vertikal.
Hubungan tekstur tanah dengan permeabilitas tanah
adalah cepat / lambatnya perembasan air ditentukan oleh tekstur tanah. Semakin
kasar tekstur fraksi tanah semakin besar tingkat permeabilitas tanah. Itu
artinya semakin renggang tekstur tanah maka air yang di loloskan akan semakin
banyak.
tipe struktur, ukuran, dan derajat
kemantapan agregat
Ø Tipe struktur dan ukuran tanah dibedakan menjadi 4
macam, yaitu :
- Tipe granuler
Struktur granular
adalah format struktur tanah [yang] diuntungkan untuk pertumbuhan tanaman
Kumpulan gnular struktur dibentuk oleh patahan terpisah kumpulan lebih besar
melalui/sampai proses alam membasahi dan mengeringkan, dan pembekuan dan
pencairan. Kumpulan ini kemudian adalah disemen bersama-sama oleh hasil
sampingan microbial pembusukan bahan organik. Bersifat secara nisbi
kurang-tidak berpori; tipe remah / crumb lebih berpori.
Ukuran struktur tanah tipe
granuler / kersai dibedakan menjadi :
Sangat halus apabila tebalnya < 2mm
Halus apabila tebalnya 1-2mm
Sedang apabila tebalnya 2-5mm
Kasar apabila tebalnya 5-10mm
Sangat kasar apabila tebalnya > 10mm
- Tipe lempeng
Struktur lempeng adalah sering ditemukan horison E ( di bawah
A) dimana jika air pindah;gerakkan secara menyamping melalui/sampai tanah
.Platy Struktur dapat merugikan sebab membatasi akar dan penetrasi air.
Ukuran struktur tanah tipe
lempeng (platy) dibedakan menjadi :
Sangat tipis dengan tebal < 1mm
Tipis dengan
tebal 1-2mm
Sedang dengan tebal 2-5mm
Tebal / kasar dengan tebal 5-10mm
Sangat tebal dengan
tebal > 10mm
- Tipe gumpal
Tipe gumpal bersudut ialah
yang rusuk-rusuknya bersegi tajam; tipe gumpal membulat berusuk bersegi tak
tajam.
Ukuran struktur tanah tipe
gumpal dibedakan menjadi :
Sangat halus dengan tebal < 5mm
Halus dengan
tebal 5-10mm
Sedang dengan tebal 10-20mm
Kasar dengan tebal 20-50mm
Sangat Kasar dengan
tebal > 50mm
- Tipe tiang
Tipe tiang prismatik ialah
yang ujung maupun rusuknya bersegi; tipe tiang kolumnar rusuk bersegi, tetapi
ujungnya membulat.
Ukuran struktur tanah tipe
tiang dibedakan menjadi :
Sangat halus dengan tebal < 10mm
Halus dengan
tebal 10-20mm
Sedang dengan tebal 20-50mm
Kasar dengan tebal 50-100mm
Sangat Kasar dengan
tebal > 100mm
Ø Derajat struktur tanah :
0. tak beragregat , yaitu
pejal jika berkoherensi
(yaitu lepas-lepas)
(yaitu lepas-lepas)
1. lemah, jika tersentuh mudah hancur, yang dapat dibedakan lagi menjadi
lemah dan agak lemah.
lemah dan agak lemah.
2.Cukupan (sedang), agregat sudah jelas terbentuk dan masih dapat
dipecahkan.
dipecahkan.
3.Kokoh, agregat yang mantap dan jika dipecahkan terasa berketahanan,
dibedakan lagi atas sangat kokoh dan cukup kokoh.
dibedakan lagi atas sangat kokoh dan cukup kokoh.
warnah tanah
Warna tanah merupakan komponen sifat fisik tanah yang dipengaruhi antara
lain oleh bahan induk pembentuk tanah dan reaksi kimia dalam tanah.
Pada tanah-tanah yang banyak megandung bahan organik
selama pembentukannya, tanah akan berwarna coklat kehitaman (gelap). Tanah yag
demikian pada umumnya memeliliki tigkat kesuburan yang tinggi karena disamping Struktur tanahnya remah ketersediaan
unsur haranya juga tinggi akibat Kapasitas
Tukar Kationnya (KTK) tinggi .
Sementara itu tanah yang berasal dari pelapukan batuan
induk, pada umumnya berwarna cerah atau memiliki warna sesuai denga warna batuan
induk yang lapuk.
Pada umumynya tanah yang banyak mengandung batuan mineral
ini kandungan bahan organik tanahnya rendah, teksturnya
didominasi oleh liat dan unsur haraa yag dibutuhkan oleh tanaman pakan berada
dalam keaaan terikat oleh anion-anion liat, sehingga ketersediaannya rendah
Warna tanah juga dipengaruhi oleh reaksi kimia yang
terjadi dalam tanah. Sebagai contoh adalah reaksi reduksi dan oksidasi (redoks)
dalam tanah. Tanah yang tergenag air terus menerus akibat tekstur tanah yang
didominasi liat, atau rendahnya kanduangan pori-pori tanah dapat menimbulkan
reaksi reduksi daam tanah tersebut. Tanah yang reduktif umumnya menunjukkan
warna abu-abu. Pada tanah seperti ini kandungan oksigen dalam tanah rendah,
tapi kandunga hidrogen sangat tinggi, sehingga pH tanah pada umunya rendah.
Sebaliknya pada tanah oksidatif jumlah oksigen dalam tanah cukup tinggi
biasanya ditandai misalnya dengan warna tanah merah karena terjadi oksidasi
pada beberapa mineral dalam tanah, seperti Fe-oksida. Bentuk oksida lain dalam
tanah yang sering dijumpai adalah Al-oksida dan Mn-oksida.
Warna tanah tidak berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhaan, produksi dan kualitas tanaman makanan ternak. Hal ini dikarenakan
warna tanah hanya merupakan indikator proses kimia yang berlangsung dalam tanah
tersebut dan bahan induk pembentuk tanah. Jumlah unsur hara yang tersedia
akibat perubahan kimiawi dalam tanah itulah yang berpengaruh terhadap jumlah
unsur hara yang diserap oleh akar tanaman pakan, yang pada gilirannya akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas hijauan makanan ternak.
Warna tanah ditentukan
dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell
Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh 3 variabel, yaitu :
- Hue, adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
- Value, menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.
- Chroma, menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.
Dalam buku Munsell Soil
Color Chart, hue dibedakan menjadi 5R, 7,5R, 10R, 2,5YR, 5YR, 7,5YR, 10YR,
2,5Y, 5Y. Yaitu mulai dari spektrum paling merah (5R) sampai s[ektrum dominan
paling kuning (5Y). Selain itu sering ditambahkan pula blue untuk
warna-warna tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5GB dan N (netral).
Value dibedakan dari 0
sampai 8, dimana makin tinggi value menunjukkan warna makin terang ( makin
banyak warna yang dipantulkan ). Chroma juga ditunjukkan dengan nilai dari 0
sampai 8, dimana makin tinggi chroma menunjukkan kemurnian spektrum atau
kekuatan warna spektrum makin meningkat.
Warna tanah dicatat dengan
menggunakan notasi dalam buku munsell tersebut, misalnya 7,5YR 5/4 (coklat).
Ini berarti bahwa warna tanah mempunyai hue = 7,5YR, value = 5, chroma 4, yang
secara keseluruhan disebut berwarna coklat.
lempung kaolinit
Penggabungan antara
lempeng-lempeng silikat dan aluminati, dapat terbentuk beberapa golongan
mineral lempung. Golongan mineral lempung tanah pada umumnya dibagi menjadi
tiga yaitu :
1. Golongan kaolinit
Dalam
satuan kristal atau satuan paket kristal terdiri dari satu lempeng silikat dan
satu lempeng aluminat atau susunan Tetraeder.Oktaeder (T.O.). Jarak antara
dasar paket 7,2 Angstrom (A˚) (1 Angström = 0,000.0001 mm). Permukaan luar
mineral lempung golongan ini aktif mengadopsi kation-kation, sedang permukaan
dalam tidak dapat menarik kation dan molekul air.
2. Golongan Montmorillonit
Golongan Montmorillonit dalam
satu paket kristalnya terdiri dari satu lempeng aluminat yang diapit oleh satu
lempeng silikat diatas dan dibawahnya atau bersusunan
Tetraeder-Oktaeder-Tetraeder (T.O.T). Jarak antara dasar paket 9,6 – 21,4
Angström. Permukaan luar dan dalam bersifat aktif mengadsorpsi kation-kation
dan antar paket mampu “menangkap” molekul air.
3. Golongan Illit
memiliki
susunan T.O.T. seperti pada golongan Montmorillonit, hanya dalam
molekul-molekul yang menyusun lempeng kristal terdapat pergantian atau
substitusi atom. Beberapa inti Si dalam lempeng tetraeder diganti atom-atom
Alumunium dan beberapa inti Alumunium dalam lempeng oktraeder diganti atom besi
(Fe) dan magnesium (Mg). Ion kalium mengikat antara dua lempeng silikat. Jarak
antara dasar paket 10 Angström. Sifat-sifat Illit hampir sama dengan
Montromorillonit, hanya kemampuan “menangkap” air adalah lebih kecil.
Sifat-sifat koloid lempung:
- Pertukaran ion.
Adalah sifat koloid tanah untuk dapat menukar
kation-kation yang diadsorpsinya dengan kation bebas dalam air tanah. Kation-kation yang diadsorpsi umumnya adalah
Ca++, Mg++, K+, H+, NH4+, dan Na+. Pada umumnya kation bermartabat dua lebih
mudah ditukar daripada yang bermartabat satu. Urutan pertukaran adalah H, Ba,
Ca, Mg, K, NH4, dan Na. Artinya ion H+ lebih sukar ditukar daripada Ca, Mg
lebih sukar ditukar daripada K dan seterusnya. Kation-kation ini disebut kation dapattukar dan karena terdiri atas
logam-logam basa sering disebut sebagai basa dapattukar. Kejenuhan basa adalah
jumlah maksimal basa-basa dapattukar yang dapat diadsorpsi oleh koloid lempung.
Disini koloid telah jenuh mengadsorpsi basa dan tidak dapat menampung tambahan
basa-basa baru. Kapasitas dari koloid untuk mengadsorpsi kation-kation tanah
sering disebut sebagai daya adsorpsi kation.
Besarnya daya adsorpsi kation ini dinyatakan sebagai nilai tukar kation
(NTK) yaitu banyak kation dalam miligram
secara (miliekvalen) yang dapat diadsorpsi oleh 100 gram tanah.
- Penggembungan dan pengkerutan koloid.
Koloid lempung dapat menghisap air,
disini molekul-molekul air “ditangkap” diantara paket-paket kristal. Bila cukup
banyak air dihisap, maka volumenya membesar dan tanah tampak menggelembung.
Bila kering air menguap koloid mengkerut kembali. Diantara ketiga golongan
mineral lempung, yang paling besar sifat penggembungan dan pengkerutannya
adalah Montmorillonit. Illit mempunyai sedikit sifat ini dan kaolinit tidak
mempunyai.
- Penggumpalan atau flokulasi
Dalam larutan dan
suspensi, koloid lempung mendispersi artinya partikel-partikelnya terpisah satu
sama lain. Flokulasi adalah penggumpalan koloid lempung, karena banyak
mengadsorpsi ion-ion Ca. Flokulasi koloid ini penting dalam pembentukan
struktur tanah, yaitu dalam penggabungan agregat-agregat primer tanah.
Koloid lempung atau
disebut koloid anorganik bersama dengan koloid humus atau koloid organik,
membentuk kompleks lempung-humus yang terdapat menyelaputi butir-butir pasir
dan debu atau berbeda sebagai penyusun bebas dalam tanah. Kompleks ini memegang
peranan penting dalam tanah sebagai penyerap dan pengatur persediaan unsur
hara, mengatur kemasaman tanah, membantu pembentukan struktur, menahan air tanah dan pengaruh-pengaruh lain.
perbedaan umum kaolit lempung dan kaolit
humus
Antara kaolit lempung dengan kaolit humus terdapat
beberapa berbedaan, dapat dibedakan dari sifat-sifat keduanya, yaitu:
1. Penyusun
utama
Penyusun utama pada kaolit humus
terdiri dari Unsur2 C, H, O, N, S, danP, sedangkan pada kaolit lempung terdiri dari unsur Al, Si, Fe, dan O
2. Daya
adsorpsi ion
Daya adsorpsi ion pada kaolit humus
lebih besar bila dibandingkan dengan daya adsorpsi ion kaolit lempung
3. Daya
serap air
Daya serap air pada kaolit humus besar
berbeda dengan daya serap air pada kaolit lempung sedang atau bahkan tidak
mempunyai daya serap air
4. Sifat
partikel
Sifat partikel pada kaolit humus tidak
bersifat kristal, sedangkan pada partikel lempung bersifat kristal
5. Sifat
koloid
Dilihat dari sifat koloidnya,
koloid humus labil, mudah dibentuk dan mudah diuraikan mikrobia tanah, berbeda
dengan sifat koloid pada koloid lempung lebih stabil, terbentuk lebih lama dan
sukar terurai
Daftar
Pustaka
Hardjowigeno, Sarwono.1987.ILMU TANAH.Bogor: PT. MEDIYATAMA
SARANA PERKASA
SARANA PERKASA
Hadi, Partoso.2012.Slide Power Point
Hadi, Partoso.2012. Sifat Fisik
Tanah
Cori.2010.Sifat Fisik Tanah.http://coridamayanti.blogspot.com/2010/12/sifat-
fisik-tanah.html
fisik-tanah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar