Rabu, 06 November 2013

mengkondisikan kelas

catatan kecil saat kuliah strategi pembelajaran geografi yang di ampu oleh bapak Singgih Prihadi, M.Pd

Seorang guru ketika masuk kelas tidak langsung memulainya dengan memberi materi, namun perlu mengkondisikan suasana kelas terlebih dahulu agar nyaman buat belajar. Dalam mengkondisikan suasana kelas tergantung dengan tingkatannya. Perlakuan pada anak SD, seorang guru masih di butuhkan "mengoprak-ngoprak" siswanya supaya diam, berbeda perlakuan pada siswa SMA, seorang guru tidak lagi menyuruh siswanya untuk diam, namun cukup dengan bahasa tubuh siswa akan pahan apa yang diinginkan gurunya. Sedangkan pada mahasiswa, seorang dosen tak perlu mengguakan bahasa tubuhnya apalagi menyuruhnya untuk diam, cukup menunggu mahasiswa diam sendiri. 

Guru yang mengajar pada sekolah menengah atas ke bawah harus pintar-pintar mencuri beberapa menit untuk mengkondisikan kelas. Di sekolah-sekolah menengah atas ke bawah tidak terdapat jeda ketika pergantian mata pelajaran. Berbeda dengan saat kuliah terdapat jeda antara mata kuliah satu dengan metakuliah berikutnya. Apalagi guru yang mengajar mata pelajaran di jam-jam akhir, banyak siswa yang sudah lelah karena belajar dari pagi, ngantuk dan lapar. Disini peran guru sangat berpengaruh terhadap suasana kelas, pintar-pintar seorang guru mengkondisikan kelas.

Di Indonesia masih banyak sekali guru honorer yang belum diangkat PNS. Banyak dari mereka yang sudah mengabdikan berpuluh-puluh tahun, namun tak kunjung di angkat juga menjadi PNS.
Pikirkan, Dimana letak keadilan Pendidikan di Indonesia? para guru honorer butuh keadilan juga,..
Di sisi lain, kualitas guru akhir-akhir ini menurun. Sertifikasi tak menjamin seorang guru menjadikan profesional. Salah satunya kasusnya, sebagian guru saat mengerjakan soal dalam rangka sertifikasi, sibuk tengok kanan kiri dan melihat contekan. Padahal saat di sekolah "sok teladan", "sok super paling bener" karena merasa dirinya senior. Inilah salah satu yang menandakan kualitas guru semakin menurun. 

Kalau ada yang bilang jadi guru itu mudah, salah besar. Menjadi guru itu tidak gampang. Oleh karena itu, ketika menjadi mahasiswa yang jurusan ke guruan khususnya benar-benar niat 100 % untuk menjadi guru, tidak setengah-setengah kuliahnya. Dampaknya yang kuliah setengah-setengah banyak guru yang tidak tau menau tata cara meneliti dan  cara menerbitkan.

Seorang guru harus mampu menilai "acting the good", "knowing" dan "feeling". Acting the good, yaitu apa yang dilakukan dapat di terapkan dengan membentuk kelompok-kelompok, kemudian di amati sikapnya ketika berdiskusi. Sedangkan knowing dan feeling dilakukan dengan memberi tugas individu.

Tidak ada komentar: