Jumat, 06 September 2013

MUROBBI IDAMAN


Murobbi adalah orang yang memimpin jalannya suatu halaqoh. Istilah lain dari murobbi dapat disebut dengan ustadz, mentor, pembina, naqib, mas’ul ataupun qiyadah. Halaqoh itu sendiri adalah suatu kumpulan orang-ornag dalam jumlah tidak terlalu banyak atau lebih tepatnya berjumlah sedikit biasanya tidak lebih dari 15 orang. Suatu halaqoh ada yang memimpin yang disebut dengan murobbi dan adek-adek yang dibimbingnya. Halaqoh banyak di temui di kampus-kampus, yang diadakan atau dipelopori oleh para aktifis kampus. Sedangkan tujuan dari diadakanya suatu halaqoh yang dipimpin oleh murobbi untuk membentuk kader-kader dakwah yang berkualitas. 
Dilihat dari tujuan diadakanya halaqoh yaitu, membentuk kader-kader dakwah yang berkualitas, peran murobbi menjadi paling dominan. Murobbi bertugas untuk mewujudkan tujuan dari halaqoh, membentuk kader-kader dakwah yang berkualitas. Untuk membentuk kader-kader dakwah yang berkualitas di butuhkan para murobbi yang berkualitas pula.
Murobbi yang berkualitas menjadi idaman bagi umat islam. Oleh karena itu lebih tepat murobbi yang berkualitas sebagai murobbi idaman. Murobbi idaman diharapkan mampu membentuk kader-kader dakwah yang berkualitas. 
Ukuran berkualitas tidakya murobbi bukan dilihat dari berapa banyak ilmu yang dimiliki. Memang memiliki banyak ilmu juga penting bagi para murobbi, namun hal itu tidak dapat dijadikan pedoman untuk menentukan murobbi berkualitas atau tidak berkualitas. Murobbi idaman yang mempunyai kualitas mampu membentuk kader-kader dakwah yang berkualitas dengan membentuk pribadi adek-adek binaannya, mampu mewariskan nilai, mengontrol dan melakukan evaluasi. Oleh karena itu murobbi yang berkualitas tidak hanya membentuk kader-kader dakwah hanya dengan menyampaikan materi tentang agama kepada adek-adek yang menjadi binaannya. 
Kader-kader dakwah yang berkualitas yang sudah terbentuk di siapkan sebagai generasi penerus dakwah yang nantinya akan menjadi murobbi. Para kader-kader yang sudah menjadi murobbi akan membina dalam suatu halaqoh dan di harapkan dapat  mencetak kader-kader dakwah, begitu seterusnya secara berkelanjutan. Sehingga dakwah islam tidak berhenti , namun berkelanjutan dengan terus membentuk kader-kader dakwah yang memiliki kualitas dari masa ke masa. Dengan begitu stok atau persediaan murobbi tidak akan habis, dan pada saat pergantian masa baru selalu ada generasi peerus yang baru pula. 
Penjelasan dan paparan sekilas diatas mungkin terdengar menyeramkan bagi para kader-kader dakwah yang akan melanjutkan menjadi murobbi. Biasanya para kader-kader dakwah yang akan menjadi murobbi merasa dirinya belum pantas karena beberapa alasan, diantaranya merasa dirinya tidak banyak memiliki banyak ilmu agama, merasa belum pantas karena belum dapat menjalankan ajara dan amalan-amalan agaman dengan sempurna serta alasan-alasan lainnya. Alasan-alasan itu yang menjadikan para calon murobbi meragukan dirinya sendiri. Hal ini banyak dialami oleh para calon murobbi yang menjadi generasi penerus. Rasa ragu dan merasa belum pantas yang dialami para calon murobbi karena mereka belum berani mencobanya. 
Perlu diketahui, menjadi murobbi berkualitas yang menjadi idaman umat tidak terbentuk secara instan. Memang murobbi yang berkualitas terlahir dari murobbi yang berkualitas. Dalam membentuk murobbi-murobbi generasi penerus yang berkualitas yang menjadi idaman umat, dibentuk dengan kerja keras dari murobbi dan ada kemauan untuk dibentuk dari adek-adek yang dibinanya. Pembentukan dilakukan melalu tahap demi tahap. 
Pembentukan kader-kader dakwah atau generasi penerus murobbi yang berkualitas tidak cukup hanya dengan satu tahap saja misal dengan hanya menyampaikan materi saja tanpa mewariskan nilai-nilai. Proses pembentukan melalui beberapa tahap yang dilakukan setahap demi setahap, sehingga membutuhkan waktu yang tidak singkat. Proses tahapannya minimal terdapat pembentukan pribadi adek-adek binaannya, memberikan pewarisan nilai, melakukan kontrol untuk mengetahui seberapa jauh perkembangannya dan selalu melakukan evaluasi dengan tujuan mengalami peningkatan kemajuan bukan sebaliknya. 
Pribadi-pribadi yang baik tidak terbawa sejak lahir, namun perlu adanya proses pembentukan agar menjadi pribadi-pribadi yang diharapkan. Pribadi-pribadi yang diharapkan yaitu pribadi yang mempunyai kualitas dengan kata lain pribadi yang berkarakter. Dalam melakukan pembentukan pribadi-pribadi yang berkarakter , dapat diawali dari murobbinya yaitu dengan memberikan contoh yang baik-baik kepada adek-adek binaanya. Adapun jika seorang murobbi belum menjadi pribadi yang berkarakter sempurna, dapat sekalian belajar dengan adek-adek binaannya untuk menjadi lebih baik. Pembentukan pribadi-pribadi yang berkarakter, sering kali mendapat kesan pertama yang sedikit memaksa. Kesan awal yang sedikit memaksa, apabila dilakuakn secara terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan. Setelah menjadi kebiasaan barulah akan terbentuk pribadi-pribadi yang berkatakter. 
Dapat diambil contoh, penanaman alamalan yaumi atau amalan sehari-hari. Misalnya ditarger membaca Alquran dalam sehari berapa halaman, solat berjama’ah berapa kali, melakukan kebaikan dan sebagainya. Bagi orang yang belum terbiasa dengan amalan yaumi tersebut akan terasa berat melakukannya. Awalnya harus sedikit dipaksakan untuk melakukan amalan yaumi dengan targetan yang rendah-rendah dahulu. Targetan yang sudah tercapai terus ditingkatkan sehingga semakin mengalami peningkatan. Amalan yaumi yang awalnya dikerjakan dengan sedikit paksaan lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan dan menjadikan terbentuknya pribadi-pribadi yang berkarakter. 
Selain pembentukkan pribadi yang berkarakter, murobbi idaman mampu mewariskan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran agama islam. Nilai-nilai dapat diwaliskan secara tersirat maupun secara tersurat, tergantung kreatif dari para murobbi. Namun, pewarisan nilai secara tersirat lebih efektif. Penyampaian yang secara tersirat dalam penyampaiannya tidak langsung to the point membutuhkan pemahaman dari adek-adek binaannya masing-masing. Misalnya ketika murobbi menyampaikan materi disertai dengan menyelipkan nilai-nilai, secara otomatis adek-adeknya akan memahami sendiri tanpa diberi tahu secara langsung. Dengan demikian murobbi tidak terkesan sedang menggurui. 
Pembentukan pribadi yang berkarakter dan pewarisan nilai-nilai tidak akan terbentuk secara sempurna tanpa adanya pengawasan dari murobbinya masing-masing. Selama proses pembentukan pribadi dan pewarisan nilai seorang murobbi dapat melakukan pengawasan dengan mengontrol dan memberikan evaluasi agar terjadi perubahan yang lebih baik. 
Murobbi idaman dalam membina kader-kader dakwah penuh dengan kesabaran. Pembentukan dari tahap awal sampai akhir dilakukan dengan kesabaran dan penuh dengan keikhlasan. Semua dilakukan hanya semata-mata mengharap ridho sang Maha Pencipta sehingga rela berkorban demi memperjuangkan agama Allah agar terus berkembang luas dan berjaya. 
Murobbi idaman berperan dalam menyambung mata rantai dakwah, dengan pembentukan pribadi yang berkarakter, pewarisan nilai-nilai, melakukan kontrol dan memberi evaluasi. Oleh karena itu para murobbi idaman memberikan kontribusi yang besar terhadap dakwah dalam menyebarkan agama Islam.
BY: ANA PANGESTI
PEND. GEOGRAFI/2012

Tidak ada komentar: