MACAM-MACAM GERAKAN TANAH
1. RUNTUHAN (FALLS)
Runtuhan
(falls) adalah runtuhnya/jatuhnya sebagian massa batuan atau tanah
penyusun lereng yang terjal, dengan sedikit atau tanpa disertai terjadinya
pergeseran antara massa yang runtuh dengan massa yang tidak runtuh. Hal ini
berarti runtuhnya massa batuan atau tanah umumnya dengan cara jatuh bebas,
meloncat atau menggelinding tanpa melalui bidang gelincir. Proses terjadinya
runtuhan pada lereng dapat berlangsung sangat cepat, yaitu lebih dari 3 m/menit
(Varnes, 1996), Penyebab terjadinya runtuhan dapat berupa hilangnya penyangga
lereng dari arah lateral, karena pemotongan lereng, penggalian, pelapukan,
erosi oleh sungai atau abrasi gelombang laut. Kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa kehadiran bidang-bidang diskontinuitas (bidang-bidang yang tidak
menerus), seperti retakan-retakan atau kekar-kekar pada batuan juga berperan
penting dalam mengakibatkan runtuhan/jatuhan. Material yang runtuh biasanya
bergerak tidak jauh dari kedudukan aslinya dan berakumulasi di dasar tempat
jatuh. Adanya getaran pada lereng juga dapat memicu terjadinya runtuhan/jatuhan
massa batuan
2. PENGELUPASAN (TOPPLES)
Robohan (topples) adalah robohnya batuan yang umumnya bergerak melalui bidang-bidang diskontinuitas (bidang-bidang yang tidak menerus) yang sangat tegak pada lereng. Seperti halnya pada runtuhan, bidang-bidang diskontinuitas ini berupa bidang-bidang kekar atau retakan pada batuan. Seperti halnya pada runtuhan, bidang-bidang diskontinuitas ini berupa bidang-bidang kekar atau retakan pada batuan. Robohan ini biasanya terjadi pada batuan dengan kelerengan sangat terjal sampai tegak dan dapat dipengaruhi oleh tekanan cairan (misalnya tekanan air) yang mengisi bidang-bidang retakan atau kekar.
3. ALIRAN TANAH (EARTH FLOW)
Aliran
Tanah (Earth Flow). Jenis gerakan tanah ini tidak dapat dimasukkan ke
dalam kategori di atas karena merupakan fenomena yang berbeda. Pada umumnya
jenis gerakan tanah ini terjadi pada kondisi tanah yang amat sensitif atau
sebagai akibat dari gaya gempa. Bidang gelincir terjadi karena gangguan
mendadak dan gerakan tanah yang terjadi umumnya bersifat cepat tetapi dapat
juga lambat misalnya pada rayapan/ creep .
4. LONGSORAN (SLIDE)
Longsoran
(slide) adalah gerakan menuruni lereng oleh suatu massa tanah dan atau
batuan penyusun lereng, melalui bidang gelincir pada lereng, atau pada bidang
regangan geser yang relatif tipis. Bidang gelincir tersebut merupakan bidang dimana tegangan geser berkembang paling
intensif. Gerakan terjadi sebagai akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau
batuan penyusun lereng. Varnes (1978) menjelaskan bahwa pergerakan terjadi di
sepanjang bidang gelincir secara tidak serempak. Seringkali dijumpai
tanda-tanda awal gerakan berupa retakan berbentuk lengkung tapal kuda pada bagia permukaan lereng yang mulai bergerak. Munculnya retakan ini tidak langsung seketika
diikuti oleh bergeraknya seluruh bagian bidang gelincir. Seringkali ada jeda waktu
antara terjadinya retakan awal dengan terjadinya pergerakan seluruh bagian bidang
gelincir. Jeda waktu ini dapat berkisar selama beberapa jam hingga beberapa tahun.
Bahkan dapat pula terjadi pembentukan retakan pada lereng tidak diikuti dengan
pergerakan keseluruhan bidang gelincir, tergantung pada kondisi geologi dan hidrologi pada
lereng, serta tergantung pada aktivitas pemicu gerakan.
a. Nendatan (Slump)
b. Gelinciran Bahan Rombakan (Debris Slide)
c. Jatuhan Bahan Rombakan (Debris falls)
d. Jatuhan Batu (Rock Falls)
e. Gelinciran Batu (Rock Slide)
sumber:
Indrayana, Widiatmoko.2011."Geologi dan Zona Kerentanan Tanah Ruas Jalan Daerah Plaosan dan sekitarnya Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur" dalam repository.upnyk.ac.id/ SKRIPSI_INDRA_ 1110400090
http://bumidanalam-geologi00.blogspot.com/2010/01/gerakan-tanah-longsor.html
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/01/longsoran-tanah.html
terimakasih telah berkunjung ke blog ini,.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar