Sabtu, 01 Desember 2012

PELATIHAN JURNAL ILMIAH

"MELALUI JURNAL ILMIAH TINGKATKAN KUALITAS DAN KREATIVITAS MAHASISWA"

Pembicara: Drs. Edi Suryanto, M.Pd



TEKNIK PENULISAN  ARTIKEL DI  BERKALA ILMIAH

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

1. Jembatan antara penulis dng. pembaca  maka  
 dibutuhkan  teknik  khusus. Penulis dituntut menulis
  dengan gaya bahasa sendiri.
2. Suatu bentuk kontribusi keilmuan sehingga dapat
  dipandang sebagai sarana promosi diri.
3. Harus  memenuhi  tiga  unsur, yaitu: (a) logika ilmu
  yang tepat; (2)
    bahasa  yang jelas, lugas dan komunikatif; (3) sesuai
  aturan jurnal
    yang akan disasar.    
4. Menaati konvensi bidang ilmu yang ditekuni dengan
  berpedoman
    pada jurnal ilmiahnya/gaya selingkung jurnal.

PENULISAN JUDUL 

Judul merupakan bagian awal artikel, sebelum pemba-ca membaca keseluruhan isi
  artikelnya.
@Harus  khas/berdaya  pikat, singkat, informatif, komunikatif, dan mampu 
 menggambarkan  keseluruhan  isi  artikel.  Disarankan  judul  antara 12 – 20  kata, tetapi
  tetap mencerminkan isi dengan pas.  
@Judul yang singkat seringkali kurang dapat menggambarkan isi artikel. Sebaliknya, judul yg panjang sering mengaburkan isi artikel.
 Judul yang panjang dengan tetap mempertahankan kejelasan makna judul maka
   dapat dibuatkan subjudul.
@Hindari singkatan dan tidak ada penambahan nama latin yang bersifat umum
@Hindari pemuatan kata-kata  umum, seperti: penelaahan, studi, pengaruh, hubungan, survei, kajian.
@ Disarankan menonjolkan dan menempatkan kata kun-ci yang paling penting dan  khas.  

 Hal  ini  dimasudkan  untuk memudahkan pelayanan penelusuran pustaka.
Penempatan kata  kunci  memiliki nilai tambah,  yaitu: (1) membantu pembaca
 mendapatkan gambaran isi ar- tikel dengan mudah dan cepat, (2) merangsang pembaca 
 menjadi pembaca aktif.

JUDUL KURANG BAIK

Sangat pendek (Psikoanalisis), atau amat umum (Dilema Konsep Seni) sehingga tidak bermakna, apalagi jika semua orang sudah tahu 
Menggunakan subjudul bertele-tele yang sebenarnya tidak diperlukan (Tradisi Hagiografi Sufi Yasawi: Relasi Tasawuf dan Politik – Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam Kon-temporer menurut Devun Dewees)
Terlalu jelimet dalam menunjukkan segi-segi reniknya (Evaluasi Hasil Angket Pengembangan Minat Siswa terhadap Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Literasi Sains Berbasis Bahan Ajar di Kelas 3 SD Negeri 1 Kleco, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Tahun Pelajaran 2012/2013)
Tidak efektif karena tidak mudah/segera dipahami (Penciptaan Bahan Baku Gerabah Seni dengan Meman-faatkaan Limbah Bahan Campuran dengan Teknik Pengolahan Silinder Guna Meningkatkan Kualitas Bahan Baku dan Efisiensi Produk) 
 
Klise (Pengaruh...., Studi...., Analisis...., Hubungan...., Kajian...., Pengamatan pada....)
Menyebutkan nama ilmiah makhluk (seperti: padi, karet, kelapa sawit, gurami) yang sudah sangat terkenal
NAMA PENULIS DAN ALAMAT
Dalam artikel berisi dua unsur,yaitu: nama penulis dan nama lembaga/unit kerja  lengkap  dengan  alamatnya.

Nama penulis tidak dilengkapi  dengan  pangkat, kedu- dukan dan gelar akademik. Penulis lebih dari satu orang, semuanya  ditulis  lengkap,  tidak menggunakan  singkatan dkk., atau  et.al., dan lain-lain.

Penulisan nama penulis berkait dengan tanggungja-wabnya terhadap isi artikel. Karenanya, penulisan   se-tiap  nama  penulis,  harus  harus  sepengetahuan  dan seizin penulis bersangkutan.  Pencantuman urutan na-ma penulis dapat menjadi unsur  pelik  dan  menjadi sumber sengketa

Di jurnal ilmiah, ketua peneliti/penulis utama ditem-patkan pada urutan pertama, urutan berikutnya ang-gota. Penulis dari lembaga berlainan,  alamat lembaga masing-masing harus dicantumkan.

Artikel dari skripsi/tesis/disertasi, mahasiswa penulis-nya lazimnya sebagai penulis  pertama, sedangkan  pembimbing  sebagai penulis  kedua/terakhir. Pembim-bing lebih bertindak sebagai promotor untuk mem-promosikan mahasiswanya pada masyarakat ilmiah.

Penulis  korespondensi  tidak  selalu penulis utama. Pe-nulis  korespondensi  bertanggung jawab atas semua  korespondensi  serta  perbaikan  artikel.  
Penulisan nama bervariasi, tetapi penulis hendaknya taat azas menuliskan namanya, khususnya yang tidak  memiliki nama keluarga/marga/ baptis.

Nama penulis konsisten baik bentuk dan pengejaannya

Alamat lembaga/rumah ditulis dan lengkap, perlu di-sertakan nomor telepon, faksimile, dan  e- mail, untuk   korespondensi dengan pembaca/ilmuwan lain.
 Taat asas dalam menuliskan nama, khususnya mereka yang tidak memiliki nama keluarga.Jangan seperti ini:

Djohara Djajadinata

Djajadinata, Djohara

Johara Jayadinata          

Jayadinata, Johara

Johara Dj.                          

Djohara Dj.

Djohara J.                                          

Johara J.
                 Þ indeks nama penulis: abjad dan urutan yang berbeda-beda Þ merugikan penulis 

 Alamat diperlukan untuk maksud korespondensi  (penting untuk redaktur dan pembaca)

Lengkapi alamat setiap penulis (alamat pos, e-mail), bisa ditulis dalam catatan kaki

Kelaziman sekarang menuliskan alamat surat dan alamat e-mail 

untuk mahasiswa pascasarjana, tuliskan nama perguruan tinggi tempat studi dan lembaga asal (jika ada)

TANGGAL/GENESIS NASKAH
Di bawah nama dan alamat pada beberapa jurnal dituliskan tanggal penerimaan naskah oleh penerbit diikuti tanggal naskah disetujui untuk dipublikasikan. 
 [Diterima 1 Februari 2010/Disetujui 8 Februari 2010]
Penulisan ini  dimaksudkan  untuk  menegaskan  siapa yang berhak sebagai penemu pertama  bila  kelak  tim- bul sengketa mengenai siapa penemu/peneliti yang me-publikasikan pertama kali pada masyarakat ilmiah.
Memberikan informasi waktu  yang  diperlukan  untuk memproses naskah sejak diterima  sampai  dipublikasi- kan serta kinerja pengelola jurnal ilmiah tersebut.
PENCANTUMAN NAMA PENULIS DAN LEMBAGA
Di bawah nama dan alamat pada beberapa jurnal dituliskan tanggal penerimaan naskah oleh penerbit diikuti tanggal naskah disetujui untuk dipublikasikan.
[Diterima 1 Februari 2010/Disetujui 8 Februari 2010]
Penulisan ini  dimaksudkan  untuk  menegaskan  siapa yang berhak sebagai penemu pertama  bila  kelak  tim- bul sengketa mengenai siapa penemu/peneliti yang me-publikasikan pertama kali pada masyarakat ilmiah. 
Memberikan informasi waktu  yang  diperlukan  untuk memproses naskah sejak diterima  sampai  dipublikasi- kan serta kinerja pengelola jurnal ilmiah tersebut.
ABSTRAK
 Abstrak merupakan ringkasan lengkap  dan  menjelas- kan keseluruhan isi artikel. Umumnya disajikan dalam satu paragraf dan disarankan tidak lebih 200 kata.

@Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan karena abstrak  merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul.  Dibaca tidaknya  suatu  artikel tergan-tung pada kesan  yang diperoleh pembaca pada saat membaca abstraknya.
@Abstrak  dalam  bahasa  Inggris  merupakan  hal  yang mutlak harus ada (persyaratan dalam akreditasi).
@Abstrak harus bersifat informatif  dan  deskriptif. Arti- nya, setiap  informasi  yang  terkandung  pada  abstrak harus berdasarkan fakta.  
@Abstrak harus mengandung empat unsur, yaitu: (1) ar-gumentasi logis dilakukan observasi/penelitian untuk memecahkan  masalah, (2) pendekatan  untuk  meme-cahkan masalah (metode), (3) hasil dan pembahasan, dan (4) simpulan dan saran (IMRAD: introduction, methods, results, and discussions).  Setiap unsur diung-kapkan dalam kalimat yang  singkat  dan jelas  sehing-ga abstrak tidak terlalu panjang.
@Usahakan  pembaca dapat menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke  artikel lengkapnya.  Karena itu, ab-strak harus disusun secara lengkap, ringkas, cermat, objektif, dan cendikia.
@Pelayanan  abstrak  (abstracting service)  menyukai  ab-strak pendek karena secara  langsung  dapat  mengutip keseluruhannya. Abstrak yang panjang biasanya  akan  dipenggal supaya menjadi pendek. Pemenggalan ini se-ringkali kurang memperhatikan detil isi  sehingga  da-pat mengaburkan makna abstrak keseluruhan. Tentu, hal ini  merugikan  penulis  dan  pembaca  menjadi ku-rang berkenan membaca karena maknanya kabur.
@Abstrak  tidak mengandung pustaka dan penunjukan gambar, tabel, dan ilustrasi. Data dalam abstrak, hen-daknya  disajikan secara tepat sehingga pembaca tidak  perlu  mengacu pada gambar, tabel, ilustrasi, rujukan  yang  disajikan  di dalam teks.  Pada abstrak hindari pula penggunaan singkatan.
@Abstrak  dalam  bahasa  Inggris dimaksudkan agar da-pat  diakses  oleh  pembaca yang tidak berbahasa Indo-nesia.
@Abstrak bukan “Pengantar”.

KATA KUNCI
Kata kunci adalah kata-kata yang mengandung konsep pokok yang dibahas dalam artikel.
@Kata kunci dapat diambil  dari thesaurus  bidang  ilmu masing-masing.
@ Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewa-kili topik yang dibahas dalam artikel tersebut.
@Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan dapat membantu  keteraksesan tulisan ke pembaca me-lalui pemindaian komputer di internet. Bila ingin men-cari suatu artikel dengan membaca kata kunci, maka salah satu kata kunci yang ditulis dapat  membuka ar-tikel tersebut. 
@Jumlah kata kunci 3 - 5 kata dan  cara  pengurutannya dari  yang spesifik ke yang umum dan ditulis dalam sa-tu baris.
@Kata kunci ditempatkan sesudah abstrak.

Contoh:
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS KREATIF MELALUI BAHAN AJAR MODEL PETA KONSEP
Mintasih Indriayu*, Harini, dan Dewi Merdekawati
Pendidikan Ekonomi, JPIPS FKIP UNS, Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta
*Alamat korespondensi: Perum Bumi Anugrah, Sapen, Mojolaban – Sukoharjo
E-mail: Indri@uns.ac.id, HP 08122605619
Diterima 1 Februari 2010 dan Disetujui 8 Februari 2010
            Abstract: This research aim to describing about: there is or not make-up ability cre-ative synthesis thinking of Economic Program Study Education Students at FKIP UNS through development of teaching material concept map model. The research method was CAR (Classroom Action Research) by the two cycles. Location of re-search in Economic Education Program, FKIP UNS. Result of research show that material teaching with concept map model can develop ability students of creative synthesis thinking. This situation can be seen that before using materials teaching with concept map model, the ability students to release of ideas, formulating ideas with them own language and to develop ideas still less were gratifying. But on the contrary after applying materials teaching with concept map model at study process of Introductory Economics can be seen the existence of make-up ability students of creative synthesis thinking at all of its aspect.
                Keywords: thinking ability, creative synthesis  thinking, learning materials, concept map model  

PENDAHULUAN 
@Biasanya  tidak  diberi judul, tetapi ada juga yang di-beri judul 
@Antarkan pembaca pada inti pokok tulisan dengan  membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas.



 
 

     
 
     
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar